Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tantangan dan Harapan Arkeologi Indonesia dalam Pembangunan Berkelanjutan

5 Januari 2021   18:30 Diperbarui: 8 Januari 2021   03:41 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda tugas dan fungsi yang diemban oleh lembaga arkeologi pelestari, yakni Direktorat Perlindungan Budaya dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang bekerja untuk melestarikan cagar-cagar budaya di seluruh Indonesia. 

Tuntutan atas kinerja penelitian arkeologi, sebagaimana tercantum dalam Renstra Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan 10 Balai Arkeologi, merupakan tanggungjawab yang melekat di institusi itu.

Utamanya adalah dalam kapasitasnya untuk menghasilkan produk informasi dan ilmu pengetahuan bagi pencerdasan, pemajuan pendidikan dan kebudayaan, serta penguatan karakter bangsa. 

Namun, selain itu dihadapkan pula pada tuntutan bahwa hasil penelitian arkeologi juga dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Oleh karena itu berbagai rekomendasi kebijakan hasil penelitian oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional berserta 10 Balai Arkeologi se Indonesia. 

Setiap tahunnya diserahkan ke pihak-pihak terkait, terutama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) maupun ke Direktorat Jenderal (Dirjen) Kebudayaan untuk tindaklanjut pengelolaan sumberdaya arkeologi di seluruh Indonesia. 

Sementara itu di tingkat daerah, hasil penelitian arkeologi oleh para peneliti (arkeolog) di 10 Balai Arkeologi se Indonesia, juga menghasilkan berbagai rekomendasi kebijakan yang diserahkan dan untuk ditindaklanjuti oleh pihak terkait seperti Pemerintah Daerah.

Oleh karena itu penelitian arkeologi selain untuk tujuan manfaat akademik, sebagaimana dipahami oleh para arkeolog, yakni menghasilkan informasi dan ilmu pengetahuan. Juga manfaat praktis peningkatan ekonomi masyarakat.

Paradigma Arkeologi dan Tuntuan Pembangunan

Domain ilmu pengetahuan arkeologi sesuai paradigma arkeologi yakni, rekonstruksi sejarah budaya, rekonstruksi tingkah laku dan acara-cara hidup serta proses penggambaran budaya. 

Lalu manfaat ideologis, sebagai bagian proses penguatan jati diri bangsa. Juga dalam pengembangan manfaat praktis, yakni peningkatan ekonomi masyarakat, baik melalui pengembangan pariwisata maupun yang saat ini semakin dikembangkan, yakni ekonomi (industri) kreatif. 

Tantangan dunia arkeologi sepuluh tahun mendatang, terutama dalam bidang riset arkeologi untuk pengembangan ilmu pengetahuan (sejarah, budaya dan peradaban) berdasarkan manfaat akademik, ideologi dan ekonomi menjadi semakin relevan untuk menjawab soal-soal sosial budaya masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun