Bleng (natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi. Bentuknya panjang dan berwarna agak kuning.Â
Zat ini adalah bentuk tidak murni dari asam borat, sementara bentuk murninya banyak dikenal dengan nama boraks. Di Indonesia, bleng sudah diproduksi sejak tahun 1700 dalam bentuk air bleng. Cairan ini biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah lumpur.Â
Silakan, pembaca membaca lebih jauh soal bleng, sebagai bahan adonan membuat kerupuk legendar atau kerupuk gendar itu. Intinya bleng, membuat adonan kenyal dan mengembang. Bleng juga membuat adonan menjadi mengembang dan renyah saat digoreng.Â
Nah, sisa nasi setelah halus itu kemudian diuleni atau dibuat adonan bercampur dengan bleng dan bumbu-bumbu dapur yang sudah familiar. Utamanya bawang putih dan kemiri, lalu diberi pula penyedap rasa atau bumbu bubuk kaldu.Â
Setelah adonan bercampur dan kenyal, dalam bentuk bulatan memanjang, lalu diiris tipis-tipis. Selanjutnya digiling dengan bambu atau botol kaca, agar mendapatkan lembaran adonan bahan kerupuk yang lebih tipis dan melebar.Â
Setelah itu adonan yang sudah digiling menjadi lembaran tipis itu, dijemur, setelah kering digoreng. Jadilah krupul legendar yang legend dan popular itu. Demikian, sekilas cara membuat kerupuk legendar.Â
Setelah digoreng, rasanya yang lezat dan renyah, disukai oleh banyak orang dari berbagai kalangan, tanpa mengenal sekat sosial, ekonomi, suku dan agama.Â
Semua orang di seluruh nusantara ini mengenal dan meyukai cemilan sederhana, murah dan meriah ini. Kerupuk legendar, adalah legenda cemilan sejuta umat. Seperti itu ibaratnya, cemilan kerupuk legendar yang hampir selalu ditemui di berbagai toko atau warung sembako di seluruh Indonesia. Â
Kerupuk Legendar dalam Narasi Kebudayaan
Namun saya ingin mengulas soal kerupuk legendar dalam pandangan yang lain. Kerupuk legendar bukan hanya soal sampah sisa makanan yang diolah kembali menjadi makanan atau cemilan yang lezat.Â
Kerupuk legendar sesungguhnya adalah budaya atau juga identitas bagi sebagian besar masyarakat di Nusantara, terutama masyarakat Jawa, yang dikenal sebagai penghasil kerupuk legendar.Â