Hanya sebagian kecil orang saja yang secara statistik tidak bisa dijadikan ukuran. Namun yang jelas, identitas sosial dari materi budaya berupa gadget baik brand iPhone maupun Android, Â tampaknya mau tidak mau harus diakui sebagai realitas sosial.Â
Dampak yang semakin masif adalah berkembangnya budaya hedonisme pengguna gadget itu. Baik para penikmat iPhone maupun Android, melihatnya bukan karena faktor kebutuhan.Â
Namun semakin mengarah kepada kesenangan. Demikian, yang saya maksud bahwa pertarungan iPhone dan Android, menjurus melahirkan budaya hedonisme atau gaya hidup konsumtif di kalangan penggunanya itu.Â
Bagaimanapun perkembangan teknologi, selain untuk memenuhi kebutuhan penggunanya, lambat laun berkembang ke soal-soal identitas sosial penggunanya.Â
Persaingan yang semakin pesat, agar terlihat yang paling canggih dan mutakhir, mendorong adanya inovasi-inovasi baru. Namun di satu sisi juga menciptakan perilaku atau budaya baru.Â
Jadi dalam kacamata ini, bisa dipahami bahwa material kultur sebagai produk budaya, juga mempengaruhi budaya itu sendiri, terutama budaya masyarakat penggunanya.Â
Ada pengaruh timbal balik keduanya. Untuk memenuhi selera pasar, diproduksilah material kultur dalam jumlah masal. Namun akibatnya, persaingan semakin masif pula.Â
Di satu sisi, yang awalnya terjadi pertarungan kelas, lambat laun semakin bias, kabur batas-batas kelas sosial karena masing-masing kelas sosial bersaing dan ingin memperoleh predikat yang terbaik. Akibat itu, produk material budaya menyesuaikan selera pasar. Pasar merespon pula dengan sama pesatnya.Â
Pada akhirnya, kebutuhan soal alat komunikasi yang canggih teknologinya, semakin bergeser pada selera dan kesenangan. Karena kebutuhan teknologi yang sampai pada pasar saat ini, hampir semuanya sudah terpenuhi.Â
Meski demikian, produsen terdorong untuk terus memperbaharui teknologinya, karena selera pasar semakin menuntut untuk itu. Meski selera pasar dipengaruhi pula oleh budaya kesenangan atau hedonisme itu.Â
Demikian, Terima kasih