Ketiga, bagian bawah rumah panggung, atau biasa disebut pula kolong (istilah Jawa) rumah. Bagian bawah ini sebagai simbol dunia bawah sekaligus dunia kotor. Oleh karena itu di beberapa rumah adat Nusantara, terutama di wilayah nusantara bagian timur,  bagian bawah rumah, ada kalanya sekaligus digunakan sebagai kandang hewan peliharaan.
Adalah Catanese (1986) yang mengatakan bahwa manata ruang adalah menata kosmos, pola ruang  menunjukkan adanya konsep kosmologis, yakni pandangan manusia tentang dunia. Perbedaan antara suci dan kotor, antara manusiawi dan berbahaya atau di dalam dan di luar adalah konsep dikotomi yang penting dalam struktur ruang pemukiman tradisional.Â
Make Over Rumah Sebagai Usaha Menata Jagat, Memelihara Tubuh
Nah, itu jika melihat struktur bentuk rumah panggung. Dalam kacamata arkeologi dan antropologi tentang pola tata ruang rumah sebagai simbol jagat raya. Bagaimana dengan tata ruang rumah yang bukan rumah panggung? Baiklah, disini kacamata arkeologi, budaya dan filosofi tentang rumah sebagai tempat tinggal juga memiliki makna sebagai simbol jagat kecil (mikrokosmos).
Baik, saya mengambil satu contoh tentang konsep rumah panggung di Suku Nuaulu. Saya cuplik saja bagian tengah rumah panggungnya, atau dunia tengah, dunia aktivitas manusia. Bagi suku Nuaulu, secara horisontal,  rumah hanya dibedakan menjadi dua yakni ruang publik dan ruang privat.Â
Pembedaan ruang secara horisontal memperlihatkan adanya konsep dikotomi, ruang tamu sekaligus dapur di sebelah kiri dapat dianggap sebagai ruang umum atau ruang publik, sementara itu ruang tidur di sebelah kanan dapat dianggap sebagai ruang pribadi (privasi). Â
Sebenarnya, rumah panggung maupun rumah di atas tanah atau bukan panggung, hampir sama konsepnya. Jika rumah panggung, konsep diatur secara vertikal menurut tingkatannya. Rumah bukan panggung diatur pembagian secara horisontal, yaitu bagian depan (dunia depan), bagian tengah (dunia tengah) dan bagian belakang (dunia belakang).Â
Jika rumah diibaratkan sebagai tubuh manusia yang berbaring, maka bagian depan atau dunia depan adalah kepala, bagian tengah atau dunia tengah itu badan dan bagian belakang atau dunia belakang itu kaki. Begitupun juga jika dilihatnya tubuh secara vertikal atau berdiri. Jadi, setelah memahami konsep kosmos dan mikrokosmos, kita akan semakin paham, bahwa setiap ruang dalam rumah kita diatur menurut keteraturan jagat raya.Â
Kita bisa menata rumah menurut alur filosofi tentang kosmos atau jagat raya. Maka, pada prakteknya, menata rumah itu memiliki pola atau pakemnya. Sejak dulu leluhur mengajarkan itu, dan dari data arkeologi tentang berbagai peninggalan arsitektur tradisional masa lampau, dapat digambarkan dengan terang benderang. Menata rumah laksana menata jagat, juga memelihara atau merawat tubuh kita sendiri.Â
Ohya, satu lagi di hampir seluruh dunia, dengan beberapa pengecualian, rumah pada umumnya berbentuk segi empat. Inipun tercipta menurut keteraturan dunia.Â