Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menata Rumah sebagai Jagat Kecil

7 Oktober 2020   08:13 Diperbarui: 11 Oktober 2020   14:20 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar olahan pribadi, ilustrasi hasil riset lapangan

Ketiga, bagian bawah rumah panggung, atau biasa disebut pula kolong (istilah Jawa) rumah. Bagian bawah ini sebagai simbol dunia bawah sekaligus dunia kotor. Oleh karena itu di beberapa rumah adat Nusantara, terutama di wilayah nusantara bagian timur,  bagian bawah rumah, ada kalanya sekaligus digunakan sebagai kandang hewan peliharaan.

Adalah Catanese (1986) yang mengatakan bahwa manata ruang adalah menata kosmos, pola ruang  menunjukkan adanya konsep kosmologis, yakni pandangan manusia tentang dunia. Perbedaan antara suci dan kotor, antara manusiawi dan berbahaya atau di dalam dan di luar adalah konsep dikotomi yang penting dalam struktur ruang pemukiman tradisional. 

Make Over Rumah Sebagai Usaha Menata Jagat, Memelihara Tubuh

Nah, itu jika melihat struktur bentuk rumah panggung. Dalam kacamata arkeologi dan antropologi tentang pola tata ruang rumah sebagai simbol jagat raya. Bagaimana dengan tata ruang rumah yang bukan rumah panggung? Baiklah, disini kacamata arkeologi, budaya dan filosofi tentang rumah sebagai tempat tinggal juga memiliki makna sebagai simbol jagat kecil (mikrokosmos).

Baik, saya mengambil satu contoh tentang konsep rumah panggung di Suku Nuaulu. Saya cuplik saja bagian tengah rumah panggungnya, atau dunia tengah, dunia aktivitas manusia. Bagi suku Nuaulu, secara horisontal,  rumah hanya dibedakan menjadi dua yakni ruang publik dan ruang privat. 

Pembedaan ruang secara horisontal memperlihatkan adanya konsep dikotomi, ruang tamu sekaligus dapur di sebelah kiri dapat dianggap sebagai ruang umum atau ruang publik, sementara itu ruang tidur di sebelah kanan dapat dianggap sebagai ruang pribadi (privasi).  

Gambar olahan pribadi. Rumah adat Nuaulu, Marga Sonawe
Gambar olahan pribadi. Rumah adat Nuaulu, Marga Sonawe
Tentu konsep itu berbeda dengan orang lain, dan mungkin tidak bisa digunakan untuk individu lain. Tetapi, dalam konsep mikrokosmos (jagat kecil), rumah bisa diibaratkan sebagai tubuh manusia. Konsep ini, juga hampir berlaku bagi sebagian masyarakat nusantara, terutama yang saya pahami di beberapa wilayah bagian timur Nusantara. 

Sebenarnya, rumah panggung maupun rumah di atas tanah atau bukan panggung, hampir sama konsepnya. Jika rumah panggung, konsep diatur secara vertikal menurut tingkatannya. Rumah bukan panggung diatur pembagian secara horisontal, yaitu bagian depan (dunia depan), bagian tengah (dunia tengah) dan bagian belakang (dunia belakang). 

Jika rumah diibaratkan sebagai tubuh manusia yang berbaring, maka bagian depan atau dunia depan adalah kepala, bagian tengah atau dunia tengah itu badan dan bagian belakang atau dunia belakang itu kaki. Begitupun juga jika dilihatnya tubuh secara vertikal atau berdiri. Jadi, setelah memahami konsep kosmos dan mikrokosmos, kita akan semakin paham, bahwa setiap ruang dalam rumah kita diatur menurut keteraturan jagat raya. 

Kita bisa menata rumah menurut alur filosofi tentang kosmos atau jagat raya. Maka, pada prakteknya, menata rumah itu memiliki pola atau pakemnya. Sejak dulu leluhur mengajarkan itu, dan dari data arkeologi tentang berbagai peninggalan arsitektur tradisional masa lampau, dapat digambarkan dengan terang benderang. Menata rumah laksana menata jagat, juga memelihara atau merawat tubuh kita sendiri. 

Ohya, satu lagi di hampir seluruh dunia, dengan beberapa pengecualian, rumah pada umumnya berbentuk segi empat. Inipun tercipta menurut keteraturan dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun