Kata kunci menghindari perselingkuhan adalah sikap kekeluargaan. Saya selalu memandang bahwa semua orang yang di kantor adalah keluarga dekat. Â
Begitu kata 'keluarga' itu kita kunci, otomatis itu paten, harga mati. Masak iya, kalau kita sudah mikir rekan kerja kita itu sebagai keluarga, kita masih kepikiran mau selingkuh. Pagar makan tanaman itu namanya.Â
Baiklah, maka kuncilah dengan benar dan baik, bahwa keluarga itu memiliki ikatan emosional sebagai keluarga, ada rasa persaudaraan yang terbangun, akhirnya.
Jadi kalau kita sudah menganggap teman kantor kita itu keluarga atau saudara, maka itu juga menjadi sikap mental, bagaimana kita nantinya memperlakukan rekan kerja kita itu.Â
Sikap mental sebagai seorang saudara atau kelurga, tentu berbeda dengan sikap mental yang menganggap rekan kerja itu orang lain. Sikap kekeluargaan, bukan berarti tidak profesional.Â
Ada kalanya kita bersikap kekeluargaan, supaya menghilangkan jarak dan sekat antar staf. Tapi untuk urusan kinerja, semua ada standarnya, ada POS (Prosedur Operasional Standar). Sikap kekeluargaan kita tunjukkan di luar urusan kinerja, target renstra dan sebagainya.Â
Memperlakukan semua orang seperti keluarga itu, sebenarnya usaha menciptakan budaya kerja dan komunikasi yang baik antar seluruh staf. Komunikasi yang baik, keterbukaan dan sikap mau menerima dan mau mendengar semua aspirasi, merupakan budaya kerja yang positif.Â
Keterbukaan menciptakan saling pengertian untuk saling membantu dan kerjasama dalam mencapai tujuan bersama perusahaan atau kantor anda. Jadi sikap kekeluargaan adalah budaya kerja untuk membangun komunikasi yang baik antara pimpinan dengan staf, juga antar staf.Â
3. Perkenalkan Keluarga dan Lakukan Family Gathering
Sepertinya, sikap kekeluargaan di kalangan pimpinan dan staf itu mudah terjalin kalau ada kemauan kita untuk membangun rasa kekeluargaan. Saya kira sudah jamak, di kalangan instansi pemerintah atau perusahaan, memperkenalkan keluarganya. Dimulai dari pimpinan, apalagi pimpinan yang baru dimutasi.Â
Di tempat barunya, ia akan memboyong keluarganya, lalu dalam suatu momen atau acara serah terima jabatan (sertijab), seorang kepala kantor atau pimpinan perusahaan didampingi oleh istrinya.Â