Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kekasih Angkasa dan Sepasang Sepatunya

15 September 2020   14:21 Diperbarui: 15 September 2020   15:00 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar olahan pribadi

Apakah seperti yang Maya katakan. Apakah di kepala Maya, masih ada aku. Atau justru karena di kepalaku masih ada Maya. 

Tiba-tiba, kepalaku terasa berat dan kantukku mulai datang, berulang. Akupun terlelap. Hilang. Memeluk ponselku yang kedinginan semalaman. 

****

Pagi itu suasana kantor tidak seperti biasanya. Di lobbi, teman-teman staf masih bergerombol, seperti pasar pagi. Mereka seperti bergunjing. Beberapa staf wanita, tampak asyik berkumpul satu meja. Sepertinya sedang membicarakan sesuatu atau seseorang. Lima belas menit lagi, jam masuk kantor. Tapi keadaan lobby, sepertinya belum menunjukkan tanda-tanda bubar. Aku termasuk datang kepagian, biasanya aku sering masuk mepet waktu. Maklum. Banyak ritual pagi mesti dilakukan di rumah sebelum ke kantor. 

Aneh, pagi itu orang-orang kantor justru semakin banyak bergerombol di lobby. Seperti ada acara. Hmmm..acara penyambutan. 

"Bram, tumben banget kamu datang lebih pagi, mentang-mentang bos baru, pagi ini datang" kata Jojo, teman ruanganku yang pagi ini tampak necis, dengan kemeja lengan panjang dan sepatunya yang habis disemir. Staf bagian akunting itu, hari ini sumringah. 

"Hah? Bos baru? siapa bilang, kok aku baru tahu Jo. Emang, ada pergantian Direksi? kataku sambil melotot kaget

" Astaga, kamu tidak tahu dua hari lalu diumumkan, makanya tuh mata dan telinga jangan cuma ke komputer mulu, sekali-kali pake dengerin info dong" kata Jojo nyerocos. 

"Kamu gak tahu kalau ada pergantian Direktur operasional? Bertukar, yang di sini ke Bandung, terus manajer keuangan di Bandung pindah kesini? terang Jojo meyakinkan aku yang masih melongo. 

"Manajer kita, perempuan Bram, cantik lagi. Awas loh kamu, udah mata duitan, jangan mata perempuan lagi" kata Jojo tambah bawel. 

Aku masih tergagap=gagap mengetahui info yang mendadak kudenar dari Jojo. Dan Bandung? Pikiranku melayang empat tahun lalu, aku kenal perempuan di angkasa. Gadis Bandung. Gumamku, walaupun gak nyambung. Selalu merasa aneh setiap kali mendengar nama kota itu. Hmmm...aneh. Tiba-tiba perasaanku merasa ada yang aneh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun