Kami terus melacak kampung kuno, tempat asal tengkorak-tengkorak itu dikubur. Kami mejelajahi Pulau Selu, dan pada akhirnya menemukan tanda-tanda adanya kampung kuno. Berada pada ketinggian, 105 mdpl, pusat kampung ditandai oleh meja batu (dolmen) dan beberapa susunan batu, yang tampak sebagai pondasi dan umpak tiang rumah. Jejak-jejak pemukiman diantaraanya lutur-lutur yang tampak rata dengan tanah, sebagai bekas pondasi rumah.
Kami juga melacak informasi yang disampaikan di awal saat kami mendatangi Pulau Setan, yaitu, asal muasal kampung dimana penduduk Pulau Seira berasal. Lokasi situs berada medan yang cukup sulit, untuk mencapai lokasi situs, tim harus menembus hutan bakau dengan berjalan kaki setelah sampai di pantai. Meskipun jarak tempuh yang harus melalui  hutan bakau tidak panjang, namun kondisi tanah berkumpur dan akar-akar bakar cukup menyulitkan perjalanan. Setelah menembus bakau, tim survei mendaki bukit yang tidak terlalu tinggi. Pada pintu masuk ke bukit itu, terdapat susunan batu, yang menandai bahwa wilayah itu sudah  memasuki  kawasan  situs.  Susunan  batu  di  atas  bukit  itu menggambarkan lokasi untuk mengintai orang luar yang hendak masuk ke pemukiman itu. Lokasi yang strategis berada pada ketinggian dan jarak pandang yang luas ke bawah, menunjukkan situs tersebut aman sebagai lokasi hunian sekaligus sebagai pertahanan.
Batu Buntal Misterius
Saya mencoba mendekapnya, dan kedua tangan saya tak bisa saling bertemu atau menyentuh. Batu buntal tersebut, tampak diukir, terdapat bekas pahatan-pahatan melingkar dan bersambung mengelilingi batu dan memenuhi badan batu. Tampak menunjukkan pola tertentu, dengan motif hias garis atau sulur yang melingkari batu.Â
Tidak diperoleh keterangan dari penduduk fungsi batu tersebut. Namun keletakan batu yang berasosiasi dengan batu meja menunjukkan batu tersebut kemungkinan bermakna sakral, untuk keperluan ritual adat. Hingga saat ini batu bulat itu masih misterius. Entah digunakan untuk apa, dan kira-kira digunakan pada masa budaya sequen waktu yang mana. Kemungkinan memang awal zaman megalitik, namun entah berapa umurnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H