Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan dalam Peradaban

8 Juli 2020   21:52 Diperbarui: 9 Juli 2020   12:31 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi yang memperlihatkan adanya kesetaraan gender, karena adanya kesamaan kedudukan yang sama dengan kaum laki-laki. Jabatan-jabatan tersebut, baik yang diperoleh secara genelogis atau karena keturunan maupun prestasi. Antara lain : Raja dan ratu, Putra Mahkota dan Putri Mahkota, Pakai (penguasa wilayah Watak), Pejabat hukum, pejabat keagamaan, pejabat desa (hulu wanua, hulair, wariga, dan lain-lain).

Di bidang sosial, kata Titi, sebagaimana digambarkan dalam relief-relief di Candi Borobudur, memperlihatkan bahwa kaum perempuan sudah terlibat kegiatan sosial, baik sebagai pendamping suami maupun sebagai diri sendiri. Salah satu relief di Candi Borobudur memperlihatkan seorang wanita mendampingi suami dalam melakukan Derma untuk kegiatan sosial. Lebih lanjut dalam prasasti-prasasti juga diterangkan adanya kegiatan suami istri memberikan tanahnya untuk shima, untuk pendirian bangunan  suci.

Di bidang ekonomi, dalam relief-relief candi maupun artefak, yang diterjemahkan oleh Titi Nastiti, juga sudah diatur tentang pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Pekerjaan istri, selain mengerjakan pekerjaan rumah tangga, ia juga membantu mengerjakan sawah dan di kala senggang juga menenun, menganyam, dan mebuat barang-barang dari rumah tangga. Sementara pekerjaan laki-laki seperti mencangkul, membajak sawah, menggembala dan sebagainya.

Di bidang hukum, Titi menyebut, satu-satunya prasasti, yakni Prasasti Guntur (907M) dari masa Mataram Kuno. Dalam prasasti itu menjelaskan bahwa kaum perempuan menjadi saksi dan pemutus suatu perkara.

Di bidang seni, baik laki-laki maupun perempuan sudah menunjukkan keahliannya di depan penonton. Dari artefak yang dikaji Titi, pertunjukkan tidak ahanya ditampilkan di dalam, ruangan, bahkan sudah juga menampilkan pertunjukan di jalan-jalan,seperti acrobat dan tari-tarian, sebagaimana ditunjukkan dalam relief Candi Borobudur. Kesimpulannya, sejak masa Jawa Kuno, kesetaraan gender sudah mendapatkan porsinya.  

Perempuan dan Kependudukan Austronesia di Papua 

Tentang asal-usul leluhur masyarakat, para arkeolog salah satunya melakukan pendekatan interpretasi atas mitokondrial DNA dari tulang manusia. Mitrokondrial, merupakan materi genetik DNA. Mitrokondial diturunkan secara genetis dari garis keturunan ibu. Mitrokondial dapat mengungkapkan perempuan dan persebaran populasi awal kependudukan di Papua. Penduduk yang hadir 45.000 tahun yang lalu, sebelum kedatangan Austronesia.

Berdasarkan distribusi genetik, mitokondrial di papua, distribusi Bahasa Austronesia menjadi tonggak awal para genetis. Ini untuk soal apakah penutur bahasa austrionesia, juga mewakili genetis penutur Austronesia.

Teori Out of Taiwan, persebaran penutur Austronesia dari Taiwan, ke kepulauan asia, membawa neolitik paket. Kemampuan berlayar, bercocok tanam, dan sebagainya sebagai bentuk transfer teknologi lebih maju, dari pengetahuan teknologi sebelumnya, di daratan Asia Tenggara. Penutur asutronesia, tersebar luas dan mendominasi Asia Tenggara, termasuk Papua, yang sebelumnya dikenal dengan polulasi melanesianya.

Nah, studi yang dilakukan Marlyn, ingin menjawab soal-soal bagaimana secara genetis, penutur Austronesia diturunkan dan menyebar menjadi populasi yang mendominasi wilayah Asia Tenggara, bahkan hingga termasuk wilayah daratan Papua, wilayah populasi Melanesia? Ada komponen penting yang luput dari perbincangan soal fenomena meluasnya kependudukan Austronesia. 

Katanya, hal itu adalah menyangkut genetik manusianya sendiri. Para genetis melakukan analisis, tentang  genetis. Salah satumya adalah tentang mitokondrial DNA. Tentang pewarisan genetis dari garis ibu. Dari sisi genetis, justru mitokondrial DNA lebih dominan dari Y kromoson, yang menurunkan populasi penduduk berdasarkan garis laki-laki atau ayah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun