Mohon tunggu...
Rizky Wulandari
Rizky Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Teknologi Yogyakarta

Mahasiswa Hubungan Internasional yang memiliki hobi membaca buku baik secara hard ataupun soft copy denga genre, comedy, crime, fantasy story.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbandingan Teori-Teori yang Ada dalam Studi Hubungan Internasional Realisme, Liberalisme, Neo-Realisme, dan juga Neo-Liberalisme

7 Oktober 2024   03:21 Diperbarui: 7 Oktober 2024   04:21 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kumparan.com

Hubungan Internasional atau biasa disingkat HI merupakan studi ilmu yang lahir dari rahim modern Eropa dan Amerika Serikat yang muncul pasca Perang Dunia I untuk menjadi landasan berhentinya perang yang sedang terjadi. 

Studi HI sendiri merupakan studi yang mempelajari fakta bahwa seluruh penduduk dunia ini terbagi ke dalam wilayah komunitas politik yang terpisah, atau negara - negara yang merdeka yang sangat mempengaruhi cara hidup manusia. Studi HI juga merupakan studi terkait interaksi aktor lintas batas negara yang berkaitan dengan politik internasional yang membahas banyak aspek baik aspek ekonomi, politik, budaya, dan lain sebagainya dengan tujuan untuk dapat melihat bagaimana perilaku dari sebuah negara itu sendiri. 

Studi Hubungan Internasional ini tidak bisa hadir tanpa adanya peran teori - teori yang ada di dalam Hubungan Internasional. Teori ini hadir agar dapat memudahkan kita menganalisis setiap fenomena -fenomena yang terjadi dalam HI dan juga memudahkan kita untuk memahami dinamika HI itu sendiri. 

Maka dari itu, untuk dapat mengetahui bagaimana uraian terhadap persamaan dan perbedaan dari teori realisme, liberalisme, neo-realisme, dan juga neo-liberalisme dapat disimak pada penjelasan di bawah ini. 

Teori - Teori Hubungan Internasional

Dalam Hubungan Internasional ada beberapa teori yang menjadi alat analisis untuk dapat mencapai suatu kesimpulan atau kejelasan suatu hal, teori - teori tersebut mencakup. 

1. Realisme 

Teori Realisme merupakan aliran pemikiran yang menekankan sisi kompetitif dan konfliktual, di mana kaum realis melihat keadaan yang ada secara senyata - nyatanya dan negara mementingkan keadaan negaranya sendiri tanpa peduli dengan apa yang terjadi dengan negara lain karena aktor utama dalam HI sendiri adalah negara. Dalam pandangan realis ini, hubungan internasional dijabarkan sebagai perjuangan antara kepentingan  dan keinginan yang bertentangan. Hal inilah yang membuat HI selalu digambarkan sebagai konflik daripada sebagai sebuah kerja sama. 

Pada teori inilah manusia dianggap sebagai manusia yang jahat karena kaum ini menganggap bahwa "Homo Homini Lupus" yang memiliki arti, manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Di mana manusia digambarkan sebagai makhluk yang egois, brutal, dan berperang satu sama lain untuk mementingkan kepentingan pribadi terutama dalam mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan. Hal tersebutlah yang membuat teori ini dipandang sebagai teori yang anarki karena dalam menyelesaikan sebuah permasalahan mereka menggunakan kekerasan. 

2. Liberalisme

Berbeda dengan teori sebelumnya yang kebanyakan menyelesaikan permasalahan dengan berperang, kaum yang menganut teori liberal ini percaya masalah apa pun dapat diselesaikan dengan kerja sama dan damai, tidak ada perang. Kaum liberal melihat pandangan positif terhadap sifat manusia, karena mereka yakin terhadap akal pikiran manusia dan yakin bahwa prinsip - prinsip rasional dapat dipakai dalam menyelesaikan suatu masalah. 

Menurut kaum liberal, akal pikiran manusia dapat mengalahkan ketakutan manusia dan nafsu akan kekuasaan. Walaupun kaum liberal setuju bahwa individu selalu mementingkan dirinya sendiri dan bersaing terhadap suatu hal, tetapi mereka percaya bahwa individu - individu  lebih memiliki banyak kepentingan dan hal tersebut membuat setiap individu dapat terlibat dalam aksi sosial yang bersifat kolaboratif dan kooperatif dengan cakupan domestik ataupun internasional. 

Pada teori ini pandangan terhadap HI bukan hanya tentang hubungan suatu negara - negara saja, melainkan hubungan transnasional yang merupakan hubungan antara masyarakat, kelompok - kelompok, dan juga organisasi - organisasi yang berasal dari berbagai negara. Hal ini karena kaum liberal menganggap bahwa aktor utama dalam HI bukan hanya negara saja, melainkan ada aktor - aktor lainnya seperti MNC, IGO, NGO, LSM, dan masih banyak lagi. 

3. Neo-Realisme

Pada teori ketiga ini yaitu neo-realisme yang merupakan perkembangan dari teori realisme lebih terfokus pada struktur sistem internasional. Di mana dalam pandangan Kenneth Waltz sebagai pemikir neo-realisme kontemporer termuka, teori inilah yang memiliki teori terbaik dibandingkan dengan teori - teori yang ada dalam HI. 

Menurutnya bentuk dasar dari hubungan internasional adalah struktur yang anarki yang tersebar di antara negara - negara. Struktur sistem anarki ini yang menjadi fokus analitis utama karena aktor - aktor yang ada kurang begitu penting karena struktur memaksa mereka bertindak dengan cara - cara tertentu. 

Kaum neo-realisme menganggap bahwa bukan hanya perilaku negara itu sendiri saja, melainkan sistem internasionallah yang membentuk perilaku dari negara itu sendiri. Karena struktur - struktur itulah yang menentukan tindakan - tindakan dari sebuah negara. Sistem tersebut mencakup, bipolar, unipolar, dan juga multipolar. 

4. Neo-Liberalisme

Teori neo-liberalisme merupakan teori yang berasal dari teori liberalisme, di mana teori ini lebih memfokuskan pada pentingnya institusi internasional dalam upaya mengurangi ketidakpastian dan juga untuk meningkatkan kualitas kerja sama antar setiap aktor. 

Kaum ini melihat bahwa politik internasional pada dasarnya bersifat anarki seperti yang dikatakan oleh kaum realisme dan neo-realisme, tetapi perilaku rasional negaralah yang membuat negara terlihat lebih egosentrik meskipun harus bekerja sama dalam bidang - bidang yang fungsional seperti transportasi, komunikasi, perdagangan, teknologi, kesehatan, dan lain sebagainya. 

Kemunculan dari teori neo-liberalisme ini untuk menyempurnakan argumen - argumen yang ada terkait teori liberalisme. Karena neo-liberalisme Neoliberalisme lebih menekankan pentingnya kebebasan individu, pasar bebas, dan juga minimalisasi intervensi pemerintah dalam ekonomi. 

Persamaan Keempat Teori

1. Sistem Internasional 

Persamaan pertama dari keempat teori tersebut dapat dilihat dari sistem internasional yang mereka lihat sebagai suatu pandang terhadap hubungan internasional. 

  • Realisme dan Neo-realisme memiliki kesamaan di mana mereka berfokus pada sistem internasional yang anarki, sistem yang di mana anarki sebagai suatu keadaan yang alami untuk dapat memicu persaingan dan konflik. 
  • Liberalisme dan Neo-liberalisme memiliki kesamaan dalam mengakui adanya sistem yang anarki dalam sistem internasional, tetapi mereka lebih mempercayai bahwa kerja sama dapat menyelesaikan sebuah masalah karena keamanan yang ada bisa dilakukan dengan bekerja sama dengan aktor lainnya.

2. Rasionalitas Aktor

Persamaan kedua adalah rasionalitas dari setiap aktor yang ada pada setiap pandangan keempat teori ini. 

  • Realisme dan Neo-realisme sama - sama menganggap bahwa negara sebagai aktor utama bertindak secara rasional untuk dapat mengedepankan kepentingan kekuasaan dan keamanan. Di mana mereka memiliki pandangan bagaimana membuat negara mereka menjadi sukses dan menjadi negara yang memiliki kekuatan lebih dari negara lain.
  • Liberalisme dan Neo-liberalisme memiliki kesamaan bahwa negara dan aktor - aktor lainnya juga bertindak secara rasional tetapi dengan tujuan untuk dapat mencapai keuntungan bersama lewat kerja sama. 

3. Peran Negara

Persamaan yang ketiga adalah keempat teori tersebut mengakui seberapa pentingnya peran negara sebagai aktor utama dalam hubungan internasional yang di mana negara merupakan aktor kesatuan yang solid, tetapi liberalisme dan neo-liberalisme menganggap bahwa negara bukan satu - satunya aktor dalam HI dan memberikan ruang untuk aktor - aktor non-negara. 

Perbedaan Keempat Teori

1. Pandangan terhadap Sifat Manusia

  • Teori Realisme menganggap bahwa sifat manusia ini jahat atau pesimis, di mana manusia dan negara sebagai aktor utama ini bersifat egois dan memiliki keinginan kuat untuk menang dalam mendapatkan kekuasaan. 
  • Teori Liberalisme sebaliknya dari teori realis, di mana liberalis menganggap bahwa manusia ini memiliki sifat yang optimis dan percaya bahwa manusia dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan dan kesejahteraan bersama. 

2. Penyelesaian Masalah 

  • Realisme dan Neo-realisme setuju bahwa penyelesaian setiap masalah atau konflik yang sedang terjadi dapat menggunakan kekerasan jika diperlukan, kekerasan tersebut berupa perang. 
  • Sedangkan liberalisme dan neo-liberalisme lebih menekankan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan atau konflik yang terjadi, karena teori ini percaya bahwa negara secara rasional memilih untuk menyelesaikan permasalahan dengan damai tanpa adanya perang. 

3. Peran Institusi Internasional

  • Realisme dan Neo-realisme tidak memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap peran institusi internasional dalam mencegah munculnya konflik karena teori ini penuh dengan kecurigaan baik pada negara - negara lain atau pun institusional internasional. 
  • Liberalisme dan Neo-Liberalisme percaya bahwa institusi internasional ini memiliki peran penting dalam menjaga, mencegah, dan juga memfasilitasi kerja sama yang akan dilakukan oleh setiap aktor - aktor yang ada dalam HI. 

Kesimpulan 

Keempat teori yang ada dalam Hubungan Internasional tentu memiliki pandangannya masing - masing dalam memandang HI tersebut, tetapi tidak meninggalkan bahwa keempat teori tersebut juga memiliki kesamaan dalam kerangka berpikir mereka terhadap hubungan internasional. walaupun memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain, teori - teori ini ada untuk saling melengkapi satu sama lain untuk dapat membantu menganalisis dan memprediksi perilaku dari negara - negara yang ada di dunia ini dalam panggung internasional. 

Maka dari itu keempat teori ini memiliki peran penting untuk memahami dan menjelaskan dari sudut pandang yang berbeda terkait perilaku negara sebagai aktor dalam hubungan internasional. 

Sumber Referensi 

R. Jackson., & G. Sorensen, Introduction to International Relations, edisi Bahasa Indonesia Pengantar Studi Hubungan Internasional, diterjemahkan oleh Dadan Suryadipura, Pustaka pelajar, Yogyakarta, 2009, p. 54-110. 

B. S. Hadiwinata, Studi dan Teori Hubungan Internasional: Arus Utama, Alternatif, dan Reflektivis, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2018, p. 100-101. 

Wasila, 'Sejarah dan Perkembangan Ilmu Hubungan Internasional,' TambahPinter, 13 September 2023, diakses pada 5 Oktober 2024. 

'Neoliberalisme: Pengertian, Sejarah, dan Dampaknya pada Ekonomi dan Masyarakat,'  Universitas Islam An Nur Lampung, 23 Mei 2024, , diakses pada 5 Oktober 2024. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun