Mohon tunggu...
Wulan Ews
Wulan Ews Mohon Tunggu... lainnya -

Lahir dan dibesarkan di kota tapis berseri sebagai sulung dari dua bersaudara. Secara jujur mengakui bahwa ia mengalami kesulitan untuk melahirkan kata- kata, apalagi jika harus menuangkannya dalam bentuk tulisan, tapi ia mencoba untuk masuk ke dalamnya dan menikmati kesempatan untuk mengekspresikan diri, kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sumini

3 November 2011   13:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:06 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bakso dua.” Laki-laki itu menyahut sambil tak putus memandang gadis di sebelahnya. “Mau jumbo urat atau telur, Sum?”

Gadis itu tampak  melemparkan pandang . “Terserah saja.”

“Jumbo urat dua porsi.” Kata laki-laki itu pada pelayan.

Seorang pelayan menyajikan dua gelas es teh manis di depan gadis itu dan pria di sampingnya. Lagi-lagi ia  menyibakkan rambutnya Kulihat gadis itu berusaha tersenyum kecil. Tetapi di mataku tampak robek. Lebih menjengkelkan dari cibiran mbok Kromo yang peot. Ingin sekali kuhampiri meja itu dan menumpahkan mangkuk bakso yang ada ke muka gadis itu, juga ke muka laki-laki yang rambutnya kribo seperti sarang burung itu. Tapi tak kulakukan. Aku hanya memperhatikan mereka dengan geram dari sini. Kulihat pemandangan jalan di luar. Hujan tak henti-henti.

Barangkali  gadis itu akan berkata seperti ini:

“Akupun berhak untuk menikmati hidupku yang muda, bukan?”

“Ibuku menderita. Aku lebih lagi. Aku letih dan biarkan aku sejenak merasa senang dengan orang yang kusukai.”

Ia  akan menyeringai sedikit menampakkan giginya yang berserak.

“Apa aku salah? Kalau iya, kenapa aku harus jadi anak perempuan miskin yang lakinya tak bertanggung jawab?”

Ia mungkin akan berteriak hingga urat lehernya menegang.

“Ini tidak adil!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun