Jenderal, kurasa beberapa tahun lagi akan ada yang mati kembali.
Sungguh jauh panggang dari api.
Jauh bintang biduk dari lantai sumur gali.
Keras terbanting lebam-bonyok keagungan perspektif keliru dari kehinaan kenyataan polos.
Karena semua ke-WAH-an, kehormatan dan keseganan senioritas dari pelatihan ‘Loreng-loreng’ seperti ini, saat akibat fatal timbul maka satu kalimat penjelas untuk keterangan sebab musabab –ihwal hal ihwal kematian Si Mati adalah kalimat pendek “Mati karena Digebuki”
Wahai mahasiswa, bagi kalian yang masih lurus. Tatalah pikiranmu dalam kebijaksanaan mengadopsi cara-cara militeristik. Jangan kau meniru-niru tapi kau sendiri tidak tahu untuk apa para loreng-loreng melakukan itu.
Jangan-jangan bukan kualitas yang didapat melainkan pembusukan laten yang terpelihara ke tiap angkatan dengan benihnya yang bernama tradisi turun temurun dan dendam.
Lihatlah ke omongan rekan-rekan sejawat kalian pada tanggal 24 Desember itu.
Semua cara-cara itu tidak memberi hasil apa-apa pada mereka. Tidak mengasah tajam diri mereka. Lihatlah mereka. Mereka tidak mengakui perbuatan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H