Mohon tunggu...
Imada triwulan
Imada triwulan Mohon Tunggu... Akuntan - I have a dream

I have a dream

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rangkuman

13 Desember 2019   15:45 Diperbarui: 13 Desember 2019   15:43 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3.)Membangun tradisi secara baru dengan kerangka modern dan pra-syarat rasional

Hubungan islam dan tradisi, hubungan islam dan modern,  hubungan islam dan pluralisme

  • Hubungan Islam dan Tradisi

Berbicara tentang adat-istiadat (tradisi) bukan lagi sesuatu yang langka bagi masyarakat Indonesia. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah adat istiadat mengacu pada tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat (Kamus besar bahasa Indonesia,1988:5,6).

* Tradisi dalam Pandangan Islam

Jika ditinjau dari sudut pandang Islam, Alqur'an sebagai pedoman hidup telah menjelaskan bagaimana kedudukan tradisi (adat-istiadat) dalam agama itu sendiri. Karena nilai-nilai dalam sebuah tradisi dipercaya dapat mengantarkan keberuntungan, kesuksesan, kelimpahan, keberhasilan bagi masyarakat tersebut. Akan tetapi eksistensi adat-istiadat tersebut juga tidak sedikit menimbulkan polemik jika ditinjau dari Pandangan Islam.Tradisi turun laut dengan membawa beberapa sajian makanan misalnya dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi para nelayan yang baru memiliki perahu agar kelak tidak terjadi malapetaka. Islam sebagai agama yang syariatnya telah sempurna berfungsi untuk mengatur segenap makhluk hidup yang ada dibumi dan salah satunya manusia. Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata: "Seluruh syari'at yang pernah diturunkan oleh Allah, senantiasa membawa hal-hal yang manfaatnya murni atau lebih banyak (dibandingkan kerugiannya), memerintahkan dan mengajarkannya...". Setiap aturan-aturan, anjuran, perintah tentu saja akan memberi dampak positif dan setiap larangan yang diindahkan membawa keberuntungan bagi hidup manusia. Salah satu larangan yang akan membawa maslahat bagi manusia adalah menjauhkan diri dari kebiasaan-kebiasaan nenek moyang terdahulu yang bertentangan dengan ajaran Islam.

2.

  • Hubungan Islam dan Modern

Islam merupakan agama yang sangat menghargai akal pikiran dan kerja keras dari manusia. Islam bukanlah agama yang selalu menganjurkan kepada pemeluknya untuk sepanjang hari hanya duduk-duduk dari pagi hingga malam untuk berdzikir di masjid tetapi islam lebih menganjurkan kepada pemeluknya tidak hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT tetapi juga untuk bekerja keras. Rasulullah SAW merupakan figur yang dapat kita jadikan contoh karena beliau merupakan figur seseorang yang pekerja keras.

Islam turun sebagai agama yang tidak hanya mengutamakan akhirat maupun mengutamakan dunia tetapi melainkan mengutamakan keduanya. Islam memperbolehkan kepada pemeluknya untuk bekerja dalam bidang apapun asalkan pekerjaan tersebut halal dan tidak membawa kepada keburukan.

Yang dapat membawa islam berkembang kepada kemajuan yang lebih baik merupakan dari akal manusia. Islam harus tampil dalam dunia modern. Modern yang diperbolehkan ialah modern yang tidak ada sangkut pautnya dengan hukum dan akidah islam. Akidah islam adalah mutlak, dari abad ke-7 hingga kiamat tidak boleh dirubah sedikitpun. Dalam akidah islam ditunjukkan bahwa Allah SWT Maha Besar dan selama-lamanya Allah SWT Maha Besar, bukan berarti karena ada gedung-gedung bertingkat maka Allah SWT menjadi kecil. Allah SWT tetap maha besar. Dalam akidah pun ditunjukkan bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah melainkan Allah SWT maka bukan berarti dengan kemoderenan berpikir yang mengedepankan akal untuk mendapatkan teknologi kita tidak bertuhan, itu salah. Akal hanyalah akal dan akal bukanlah Tuhan. Justru Allah SWT lah yang memberi kita akal.

* Hubungan Islam dan Pluralisme

Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula:

  • Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran, dan dengan demikian di dalam agama-agama lain pun dapat ditemukan, setidak-tidaknya, suatu kebenaran dan nilai-nilai yang benar.
  • Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sama-sama memiliki klaim-klaim kebenaran yang eksklusif sama-sama sahih. Pendapat ini seringkali menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat dalam agama-agama.
  • Kadang-kadang juga digunakan sebagai sinonim untuk ekumenisme, yakni upaya untuk mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kerja sama, dan pemahaman yang lebih baik antar agama-agama atau berbagai denominasi dalam satu agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun