Apa yang Diharapkan Rel Kereta Api adalah sebuah kumpulan puisi yang disadur ke dalam bahasa Indonesia. Judul dalam bahasa Korea yakni Cholgili Hwimanghanuh Koteun yang pada tahun 2001 kumpulan puisi tersebut menerima dana kreasi karya dari Institut Pengembangan Kebudayaan dan Kesenian Korea.
Moon Changgil lahir di Gimje, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan. Sudah melahirkan banyak karya berupa kumpulan puisi yakni salah satunya Amanat Kemerdekaan Negara Utara (Bulguk Dokrip Seoshin) juga menerima dana bantuan dari Yayasan Kebudayaan Kyonggi (2019).Â
Selain dalam kumpulan puisi tunggal, puisi-puisi Moon Changgil pun terbit dalam antologi bersama, antara lain Di Ujung Mata Ikan (Mulkogi Kyotmun Soke Deun). Moon Changgil bergabung di Komunitas Sastra Buruh Guro dan pada 1984-1990 di bagian sastra Persatuan Pemuda Perusahaan Demokratisasi.
 Lahirnya Apa yang Diharapkan Rel Kereta Api merupakan sebuah kumpulan puisi penulis korea asli yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Proses penerjemahan kumpulan puisi tersebut dilakukan oleh Kim Young Soo dan Nenden Lilis Aisyah. Kim Young Soo berperan sebagai penerjermah karya-karya Moon Changgil dan bertindak sebagai penyambung lidah antara Korea dan Indonesia.Â
Dilengkapi dan didukung Nenden Lilis Aisyah maka kumpulan puisi Apa yang Diharapkan Rel Kereta Api dijadikan sebagai kesempatan untuk memperkenalkan karya sastra Korea kepada pembaca Indonesia.
Kim Young Soo, pria berdarah Seoul, Korea yang telah menyelesaikan studi S1 di Jurusan Bahasa Malay-Indonesia HUFS (Hankuk University of Foreign Studies). Melanjutkan studi S2 yang ia tamatkan di Program Kesusastraan Modern Indonesia (khususnya menyorot karya Pramoedya Ananta Toer) HUFS. Adapun program S3 berhasil dituntaskan di jurusan Sastra Bandingan HUFS, dengan disertasi berjudul A Study on Chairil Anwars’s Poems wih Postcolonialistic View.Â
Kemahiran bahasa Indonesia yang sudah dikuasi Kim Young Soo mengajak dirinya untuk menciptakan beberapa tulisan berupa buku terjemahan Korea Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai kepala siaran Bahasa Indonesia, Siaran Internasional, KBS (Korean Broadcasting System) selama 30 tahun, dan kini berpusisi sebagai anggota Changjak 21.
Disempurnakan dengan Nenden Lilis Aisyah, Apa yang Diharapkan Rel Kereta Api sudah bisa dinikmati oleh para pembaca Indonesia. Nenden Lilis Aisyah, sosok wanita berdarah Garut, Jawa Barat Indonesia. Berkecimpung di dunia sastra dengan menulis sajak, cerpen, dan esai yang dimuat di berbagai media massa nasional hingga internasional.Â
Sejumlah karyanya terbit dalam berbagai antologi Kanon Sastra Indonesia. Memiliki banyak karya dan prestasi yang memungkinkan Nenden sering diundang untuk membacakan karyanya dan menjadi pembicara dalam event sastra.Â
Selain menciptakan sebuah karya, Nenden Lilis Aisyah turus serta menerjermahkan karya sastra mancanegara salah satunya ialah yang dijadikan objek dalam tulisan ini yakni Apa yang Diharapkan Rel Kereta Api dan kini Beliau menadi dosen di UPI Bandung.
Diciptakan oleh penulis yang luar biasa begitu juga dengan hasil terjemahan yang sangat apik, Apa yang Diharapkan Rel Kereta Api menjadi sebuah kumpulan puisi Korea yang bisa dinikmati oleh para pembaca Indonesia. Apa yang Diharapkan Rel Kereta Api mengangkat kisah masa silam Korea yang mampu menambah wawasan terkait sejarah dunia.Â