Mohon tunggu...
Wulanda Arselia
Wulanda Arselia Mohon Tunggu... Ilmuwan - mahasiswa

penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunaan Kato Baujuang sebagai Wujud Kesantunan Berbahasa Mahasiswa Ilmu Biomedis Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

21 November 2024   19:40 Diperbarui: 22 November 2024   10:50 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Abstrak

Penggunaan Kato Baujuang sebagai bentuk kesantunan berbahasa menjadi perhatian penting dalam konteks komunikasi akademik, khususnya di lingkungan Ilmu Biomedis Universitas Andalas. Penelitian ini bertujuan untuk memahami tingkat pemahaman siswa terhadap konsep Kato Baujuang , faktor-faktor yang mempengaruhi penerapannya, serta dampaknya terhadap suasana akademik. 

Metode yang digunakan adalah survei melalui kuesioner dengan 50 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memahami konsep Kato Baujuang dan menerapkannya dalam komunikasi sehari-hari, baik dengan sesama mahasiswa maupun dengan dosen. Meskipun demikian, terdapat tantangan dalam penerapannya, seperti pengaruh bahasa gaul dan kebiasaan komunikasi yang lebih informal di kalangan pelajar. 

Meskipun demikian, penggunaan Kato Baujuang memberikan dampak positif dalam menciptakan suasana akademik yang lebih harmonis dan saling menghargai. Artikel ini berisi pentingnya pelatihan dan penguatan nilai-nilai budaya Minangkabau untuk menjaga kelestarian Kato Baujuang dalam lingkungan akademik.

Kata kunci: Kato Baujuang , kesantunan berbahasa, mahasiswa, Ilmu Biomedis, Universitas Andalas, budaya Minangkabau

Penggunaan Kato Baujuang Sebagai Wujud Kesantunan Berbahasa Mahasiswa Ilmu Biomedis Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Pendahuluan

Kesantunan berbahasa adalah salah satu aspek penting dalam interaksi sosial, terutama di lingkungan akademik. Di Universitas Andalas, khususnya di Fakultas Kedokteran, mahasiswa Program Studi Ilmu Biomedis menghadapi tantangan untuk menjaga komunikasi yang sehat dalam keseharian mereka. 

Salah satu bentuk kesantunan berbahasa yang unik di Minangkabau adalah penggunaan Kato Baujuang . Tradisi ini tidak hanya mencerminkan etika berbicara, tetapi juga menjadi simbol identitas budaya masyarakat Minangkabau.

Kato Baujuang adalah salah satu dari empat jenis kato nan ampek dalam adat Minangkabau, yang mencakup kato mandaki , kato manurun , kato malereng , dan kato mandata . Prinsip utama dalam Kato Baujuang adalah penggunaan bahasa yang sopan, menghargai lawan bicara, dan menjaga keharmonisan dalam hubungan sosial.

Artikel ini membahas tingkat pemahaman mahasiswa terhadap konsep Kato Baujuang, penerapannya dalam komunikasi sehari-hari, faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi prinsip ini, dampaknya terhadap suasana akademik, serta tantangan yang dihadapi dalam mempertahankannya.

Tingkat Pemahaman Mahasiswa terhadap Kato Baujuang

Mahasiswa Ilmu Biomedis Universitas Andalas umumnya familiar dengan istilah Kato Baujuang , yang merupakan salah satu bentuk kesantunan yang diucapkan dalam budaya Minangkabau. Hampir semua mahasiswa Ilmu Biomedis memahami Kato Baujuang berfungsi sebagai penghormatan penghormatan yang mencerminkan nilai-nilai sopan santun dan dihargai terhadap lawan bicara. 

Memahami makna dan penerapan Kato Baujuang sangat penting bagi mahasiswa Ilmu Biomedis Universitas Andalas, khususnya dalam lingkungan akademik, untuk menciptakan komunikasi yang efektif, harmonis, dan beretika. Dengan menjadikan Kato Baujuang sebagai pedoman, mahasiswa dapat membangun hubungan yang saling menghormati, menjaga tata krama dalam interaksi, serta melestarikan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam keseharian di lingkungan universitas.

Penerapan Prinsip Kato Baujuang dalam Komunikasi Sehari-Hari

Mahasiswa Ilmu Biomedis Universitas Andalas diharapkan dapat mengaplikasikan Kato Baujuang dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kampus. Penggunaan Kato Baujuang, yang mengutamakan kesantunan, penghormatan, dan kepekaan dalam berkomunikasi, memiliki peran penting dalam memperbaiki dan mempererat hubungan antara dosen dan mahasiswa.

 Selain itu, mahasiswa juga dianjurkan untuk menerapkan prinsip ini saat berinteraksi dengan sesama mahasiswa atau berbicara dengan siapa pun. Dengan demikian, suasana akademik yang harmonis, saling menghargai, dan kondusif untuk belajar dapat terwujud, mencerminkan nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas budaya Minangkabau.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Kato Baujuang

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam menerapkan Kato Baujuang, di antaranya:

1. Adat dan budaya minangkabau 

2. Pendidikan yang diterima

3. Pengaruh teman dan lingkungan sosial

4. Kebutuhan untuk menunjukan rasa hormat

5. Kebiasaan yang diajarkan sejak dini

Dampak Kato Baujuang terhadap Suasana Akademik

Penggunaan Kato Baujuang di kalangan mahasiswa Ilmu Biomedis Universitas Andalas memiliki peran penting dalam menciptakan suasana harmonis di lingkungan akademik. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Kato Baujuang, mahasiswa dapat meningkatkan rasa saling menghargai dan memperkuat hubungan antarindividu, sehingga tercipta lingkungan belajar yang lebih kondusif dan penuh toleransi. 

Hal ini mendukung terciptanya kerja sama yang baik dan suasana akademik yang lebih produktif.

Tantangan dalam Mempertahankan Kato Baujuang

1. Pengaruh bahasa gaul dan bahasa sehari-hari yang lebih informal

2. Kebiasaan teman yang tidak menggunakan Kato Baujuang

3. Kesulitan dalam memilih kata yang tepat

Kato Baujuang adalah warisan budaya yang relevan dan bernilai tinggi dalam menjaga kesantunan berbahasa di lingkungan akademik. Di Ilmu Biomedis Universitas Andalas, penerapan prinsip ini membantu menciptakan komunikasi yang harmonis dan penuh penghargaan. Namun, untuk mempertahankan nilai ini, perlu adanya upaya bersama antara mahasiswa, dosen, dan pihak fakultas dalam mengatasi tantangan yang muncul. 

Dengan menumbuhkan kebiasaan dalam interaksi sehari-hari pelatihan komunikasi berbasis budaya lokal dan penguatan nilai-nilai etika di lingkungan kampus  dapat menjadi solusi untuk melestarikan Kato Baujuang di era modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun