Mohon tunggu...
Shri Werdhaning Ayu
Shri Werdhaning Ayu Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Brang Wetan

Anak Lumajang yang lahir di Bumi Lumajang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Negeri Jawa dalam Catatan Tome Pires (Part I)

24 Juli 2019   21:46 Diperbarui: 30 Juni 2021   06:14 2203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Jawa

Raja Jawa adalah seorang pagan, ia dikenal dengan nama Batara Vojyaya. Raja -- raja Jawa ini memiliki gagasan luar biasa; mereka mengatakan bahwa keningratan mereka tidak dapat tersaingi. Para bangsawan pagan Jawa bertubuh tinggi dan rupawan. Mereka merias diri dengan mewah dan menghias kuda-kudanya dengan cara serupa. 

Mereka menggunakan berbagai macam keris, pedang, dan tombak yang berlapis emas. Mereka adalah pemburu dan pengendara kuda yang lihai- tentu saja pijakan kaki dan pelana kudanya juga berlapis emas, hal ini tidak dapat ditemukan di tempat lain di seluruh dunia. 

Para penguasa Jawa juga bersikap seperti bangsawan, mereka sangat dimuliakan dan tentunya tidak ada satu bangsa pun di wilayah itu yang mampu menandingi mereka. Rambut mereka dicukur --dicukur setengah, dibagian ubun-ubunnya---sebagai simbol kecantikan. Mereka selalu menyibakkan rambutnya dari dahi ke atas, tidak seperti yang kita lakukan dan mereka sangat bangga dengan gaya ini.

Kehidupan Istana

Para penguasa di Jawa amat dipatuhi bagaikan Dewa. Mereka diperlakukan dengan penuh hormat dan kepatuhan. Negeri Jawa di bagian pedalaman berpenduduk padat, memiliki banyak kota, beberapa di antaranya berukuran sangat besar, termasuk Kota Dayo di mana ia membangun istana dan selalu tinggal di sana. 

Kabarnya, orang -- orang yang sering berkunjung ke istana ini tidak terhitung. Sang Raja jarang menampakkan diri di depan umum, melainkan hanya satu atau dua kali dalam setahun. Raja lebih sering tinggal di dalam istana bersama para istri dan selir. Kabarnya, Raja Jawa mempekerjakan 1000 orang kasim untuk menjaga wanita -- wanita ini, mereka mengenakan pakaian wanita dan tata rambut berbentuk mahkota.

Pada masa ini, rakyat sudah tidak memiliki kepercayaan terhadap raja. Kekuasaan dipegang oleh Gusti Pate didampingi wakil raja dan wakil tertingginya. Gusti pate ini sangat dihormati dan dipatuhi perintahnya. Ia lah yang berhak memberikan perintah agar raja diberikan makan, sehingga raja tidak memiliki hak untuk bersuara atas apapun.

Rakyat biasa tidak diperkenankan untuk memandang raja dari pusar ke atas. Rakyat diharuskan menundukkan kepalanya dan siapapun yang melanggar bisa dijatuhi hukuman mati. (Jadi ingat adegan dalam drama korea yang berjudul The Moon that Embraces The Sun ketika raja lewat naik tandu :D).

Di Jawa, terdapat banyak kasim. Mereka mengenakan pakaian yang mirip dengan wanita, rambutnya diikat diatas kepala di bagian tengah seperti mahkota. Mereka dipekerjakan sebagai pengawal para wanita mengingat para pria Jawa adalah pria -- pria yang sangat pencemburu. 

Mereka tidak memperbolehkan siapapun melihat para wanitanya. Kecuali diantara rakyat biasa. Dan diantara para bangswan, mereka rela mati demi menjaga para wanitanya lebih dari apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun