Abstrak
Penelitian ini mengkaji penerapan pembelajaran terpadu dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD Negeri 2 Bendanpete. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur, artikel ini membahas berbagai aspek pembelajaran terpadu, mulai dari hakikat, landasan, hingga penerapannya dalam konteks IPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran terpadu mampu meningkatkan efektivitas dan relevansi pembelajaran IPS di sekolah dasar. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pendidik dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih integratif dan kontekstual.
Abstract
This research examines the application of integrated learning in teaching Social Sciences (IPS) at SD Negeri 2 Bendanpete. Using a qualitative approach through literature study, this article discusses various aspects of integrated learning, starting from its nature, foundation, to its application in the social studies context. The research results show that integrated learning can increase the effectiveness and relevance of social studies learning in elementary schools. It is hoped that this research can be a reference for educators in developing more integrative and contextual learning strategies.
Pendahuluan
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran atau topik ke dalam satu pengalaman belajar yang terpadu dan kohesif. Pendekatan terpadu telah diimplementasikan di SD Negeri 2 Bendanpete dalam pengajaran IPS, dimana tujuannya yaitu untuk meningkatkan keterkaitan antar materi pelajaran dan membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Pembelajaran terpadu tidak hanya mengintegrasikan konten, tetapi juga metode, media, dan sumber belajar, sehingga menciptakan pengalaman belajar yang lebih kaya dan mendalam.
Implementasi pembelajaran terpadu di SD Negeri 2 Bendanpete dilandasi oleh kebutuhan untuk membuat pembelajaran lebih relevan dengan kehidupan nyata. IPS sebagai mata pelajaran yang mengajarkan tentang masyarakat dan lingkungan sekitarnya, sangat cocok untuk diintegrasikan dengan disiplin ilmu lainnya seperti sains, bahasa, dan matematika. Dengan demikian, siswa dapat melihat hubungan antar berbagai pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari, sehingga meningkatkan motivasi dan pemahaman mereka.
Penelitian ini menggunakan studi literatur sebagai metode penelitiannya. Dalam studi ini, berbagai penelitian dan teori terkait pembelajaran terpadu, khususnya dalam konteks IPS di sekolah dasar, dikaji dan dianalisis. Pengumpulan dan analisis sumber literatur yang beragam ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang manfaat dan tantangan pembelajaran terpadu dalam konteks IPS(Jumriani, Syaharuddin, Noorya Tasya Febrylia Witari Hadi, Mutiani, 2021).
Â
Pembahasan
- Hakikat Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan berbagai bidang studi atau topik ke dalam satu pengalaman belajar yang kohesif. Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan pemahaman yang lebih holistik kepada siswa mengenai dunia di sekitar mereka. Dalam konteks IPS, pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami keterkaitan antara aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya dalam masyarakat. Misalnya, ketika membahas tentang lingkungan, siswa tidak hanya belajar tentang aspek geografi tetapi juga tentang dampak sosial dan ekonomi dari perubahan lingkungan(Wali et al., 2020)
Dengan adanya pendekatan terpadu ini membantu siswa untuk melihat keterkaitan antara berbagai pengetahuan yang mereka peroleh, sehingga belajar tidak hanya menjadi serangkaian fakta yang terpisah, tetapi sebagai suatu jaringan informasi yang saling terkait. Pembelajaran terpadu mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah dengan cara mengintegrasikan berbagai jenis informasi yang di dapat dan perspektif. (Iqbal Arrosyad & Syafa Kamila, 2023).
Di SD Negeri 2 Bendanpete, pembelajaran terpadu telah diterapkan dalam pengajaran IPS dengan mengintegrasikan topik-topik seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Misalnya, ketika membahas tentang sejarah kemerdekaan Indonesia, siswa juga diajak untuk memahami kondisi geografis dan sosial-ekonomi pada masa tersebut. Dengan cara ini, siswa tidak hanya mengetahui fakta-fakta sejarah, tetapi juga memahami konteks yang melingkupinya.
- Landasan Pembelajaran Terpadu
Landasan pembelajaran terpadu mencakup berbagai teori pendidikan yang mendukung integrasi berbagai mata pelajaran dalam satu pengalaman belajar yang kohesif. Salah satu teori yang mendasari pembelajaran terpadu adalah teori konstruktivisme, yang menyatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh individu berdasarkan pengalaman mereka. Dalam konteks pembelajaran terpadu, siswa diharapkan untuk membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan aktivitas yang mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu.
Selain konstruktivisme, teori lain yang mendasari pembelajaran terpadu adalah teori konektivisme, yang menekankan pentingnya koneksi antara berbagai jenis informasi dalam proses belajar. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk melihat dan memahami hubungan antara berbagai topik dan disiplin ilmu, sehingga mereka dapat membangun pengetahuan yang lebih mendalam dan luas.
Di SD Negeri 2 Bendanpete, landasan teori ini diimplementasikan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPS. Tugas dari guru adalah mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa mengintegrasikan pengetahuan yang mereka peroleh dengan pengalaman nyata serta informasi dari berbagai disiplin ilmu. Misalnya, ketika siswa mempelajari mengenai sistem pemerintahan, siswa juga diajak untuk memahami sejarah, geografi, dan aspek ekonomi yang berkaitan dengan pemerintahan tersebut.
- Teori yang Melandasi Pembelajaran Terpadu
Teori yang melandasi pembelajaran terpadu mencakup berbagai pendekatan pendidikan yang menekankan pentingnya integrasi dan kohesi dalam proses belajar. Salah satu teori utama adalah teori perkembangan kognitif Piaget, yang menyatakan bahwa siswa belajar melalui interaksi dengan lingkungan mereka dan melalui proses konstruksi pengetahuan. Dalam pembelajaran terpadu, siswa diajak untuk berinteraksi dengan berbagai jenis informasi dan aktivitas yang mendorong mereka untuk membangun pengetahuan secara aktif(Marinda, 2020).
Teori perkembangan sosial Vygotsky juga relevan dalam pembelajaran terpadu, karena menekankan pentingnya interaksi sosial dalam proses belajar. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta belajar dari satu sama lain. Pendekatan ini menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan interaktif, yang dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa.(Suardipa, 2020).
Di SD Negeri 2 Bendanpete, teori-teori ini diterapkan dalam pengajaran IPS dengan merancang kegiatan belajar yang mendorong interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar dan dengan teman-teman mereka. Misalnya, dalam proyek kelompok, siswa diajak untuk mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber untuk menyelesaikan tugas yang kompleks, seperti membuat peta sejarah atau menganalisis dampak sosial dari perubahan lingkungan.
- Hakikat IPS SD
Hakikat IPS di sekolah dasar adalah memberikan pemahaman kepada siswa tentang masyarakat dan lingkungan di sekitar mereka. Mata pelajaran ini mencakup berbagai topik yang berkaitan dengan kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Tujuan utama IPS adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. Dalam konteks pembelajaran terpadu, IPS dapat diintegrasikan dengan berbagai mata pelajaran lain seperti sains, matematika, dan bahasa. Misalnya, ketika belajar tentang ekonomi, siswa juga dapat mempelajari matematika melalui analisis data ekonomi, atau mempelajari bahasa melalui teks-teks yang berkaitan dengan topik tersebut. Dengan cara ini, siswa dapat melihat keterkaitan antara berbagai jenis pengetahuan dan keterampilan, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan(Teofilus Ardian Hopeman, Nur Hidayah, 2022).
Di SD Negeri 2 Bendanpete, hakikat IPS diimplementasikan dalam pembelajaran terpadu dengan mengintegrasikan topik-topik seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Misalnya, ketika belajar tentang sejarah kemerdekaan Indonesia, siswa juga diajak untuk memahami kondisi geografis dan sosial-ekonomi pada masa tersebut. Dengan cara ini, siswa tidak hanya mengetahui fakta-fakta sejarah, tetapi juga memahami konteks yang melingkupinya.
- Tujuan dan Capaian Pembelajaran IPS SD
Tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk memahami dan berpartisipasi dalam masyarakat. Capaian pembelajaran IPS mencakup pemahaman tentang berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya, serta keterampilan dalam berpikir kritis, berkomunikasi, dan bekerja sama.
Pembelajaran terpadu dapat membantu mencapai tujuan ini dengan mengintegrasikan berbagai topik dan disiplin ilmu dalam satu pengalaman belajar yang kohesif. Misalnya, ketika belajar tentang sistem pemerintahan, siswa juga diajak untuk memahami sejarah, geografi, dan aspek ekonomi yang berkaitan dengan pemerintahan tersebut. Dengan cara ini, siswa dapat melihat keterkaitan antara berbagai jenis pengetahuan dan keterampilan, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan.
Di SD Negeri 2 Bendanpete, tujuan dan capaian pembelajaran IPS dicapai melalui pembelajaran terpadu yang melibatkan berbagai aktivitas dan sumber belajar. Guru merancang kegiatan belajar yang memungkinkan siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang mereka peroleh dengan pengalaman nyata dan informasi dari berbagai disiplin ilmu. Misalnya, dalam proyek kelompok, siswa diajak untuk mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber untuk menyelesaikan tugas yang kompleks, seperti membuat peta sejarah atau menganalisis dampak sosial dari perubahan lingkungan.
- Materi IPS SD
Materi IPS di sekolah dasar mencakup berbagai topik yang berkaitan dengan kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Topik-topik ini termasuk sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan antropologi. Materi IPS dirancang untuk memberikan pemahaman yang komprehensif kepada siswa tentang masyarakat dan lingkungan di sekitar mereka, serta untuk membekali mereka dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab.
Dalam konteks pembelajaran terpadu, materi IPS dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran lain untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih kaya. Misalnya, saat mempelajari geografi, siswa juga dapat mempelajari aspek-aspek ilmiah tentang lingkungan hidup dan dampaknya terhadap masyarakat. Hal ini tidak hanya memperdalam pemahaman siswa tentang topik tertentu tetapi juga membantu mereka melihat hubungan antara berbagai bidang ilmu.
Di SD Negeri 2 Bendanpete, materi IPS disajikan dengan cara yang menarik dan relevan bagi siswa. Guru menggunakan berbagai sumber belajar, seperti buku, artikel, peta, dan multimedia, untuk membantu siswa memahami materi secara mendalam. Misalnya, saat mempelajari sejarah kemerdekaan Indonesia, siswa diajak untuk menonton film dokumenter, membaca biografi tokoh pahlawan, dan membuat proyek kelompok yang berkaitan dengan topik tersebut.
- Model Pembelajaran IPS
Model pembelajaran IPS yang diterapkan di SD Negeri 2 Bendanpete berfokus pada pendekatan terpadu yang memungkinkan integrasi berbagai topik dan disiplin ilmu. Salah satu model yang digunakan adalah pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), di mana siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek yang melibatkan penelitian dan presentasi tentang topik tertentu. Model ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa tetapi juga mengembangkan keterampilan kolaboratif dan kreatif(Prasetyo, 2019).Â
Selain pembelajaran berbasis proyek, model lain yang diterapkan adalah pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry-based learning), di mana siswa diajak untuk mengeksplorasi pertanyaan atau masalah tertentu melalui penelitian dan eksperimen. Model ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitis, serta mengembangkan keterampilan penelitian yang penting untuk masa depan mereka(Widiya & Radia, 2023).
Di SD Negeri 2 Bendanpete, model-model ini diimplementasikan dengan memperhatikan kebutuhan dan karakteristik siswa. Guru merancang kegiatan belajar yang menarik dan relevan, serta memberikan bimbingan yang diperlukan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya, saat mempelajari topik tentang keberagaman budaya, siswa diajak untuk melakukan wawancara dengan anggota masyarakat, membuat laporan penelitian, dan mempresentasikan temuan mereka di depan kelas.
- Sumber Pembelajaran IPS Â Â Â
Sumber pembelajaran IPS yang digunakan di SD Negeri 2 Bendanpete sangat beragam, mencakup buku teks, artikel ilmiah, peta, multimedia, dan sumber belajar digital. Penggunaan berbagai sumber ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya dan mendalam bagi siswa. Buku teks memberikan dasar pengetahuan yang diperlukan, sementara artikel ilmiah dan peta membantu siswa untuk memahami topik-topik tertentu dengan lebih rinci.
Multimedia, seperti video dan animasi, digunakan untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Siswa dapat menonton film dokumenter tentang topik sejarah, atau melihat animasi tentang proses geologi yang membentuk bumi. Penggunaan multimedia tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa tetapi juga membantu mereka memahami konsep-konsep yang kompleks dengan lebih mudah. Sumber belajar digital, seperti aplikasi pendidikan dan platform e-learning, juga digunakan untuk mendukung pembelajaran IPS. Siswa dapat mengakses materi pembelajaran secara online, mengikuti kuis interaktif, dan berpartisipasi dalam diskusi daring dengan teman-teman mereka. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran IPS tidak hanya memfasilitasi akses terhadap informasi tetapi juga mengembangkan keterampilan digital yang penting untuk masa depan mereka(Purnomo, 2021).
- Media Pembelajaran IPS
Media pembelajaran IPS yang digunakan di SD Negeri 2 Bendanpete meliputi berbagai alat dan teknologi yang membantu siswa memahami materi dengan lebih baik. Salah satu media yang sering digunakan adalah peta dan atlas, yang membantu siswa memahami lokasi geografis dan hubungan antara berbagai tempat di dunia. Selain itu, guru juga menggunakan gambar, diagram, dan chart untuk membantu menjelaskan konsep-konsep yang kompleks.
Penggunaan teknologi, seperti komputer dan proyektor, juga menjadi bagian penting dalam pembelajaran IPS. Guru dapat menampilkan presentasi, video, dan simulasi yang membuat pembelajaran lebih dinamis dan menarik. Misalnya, saat mempelajari topik tentang perubahan iklim, siswa dapat menonton video dokumenter yang menunjukkan dampak perubahan iklim di berbagai bagian dunia. Di era digital saat ini, media pembelajaran IPS juga mencakup penggunaan internet dan aplikasi pendidikan. Siswa dapat mengakses informasi terbaru, mengikuti kursus online, dan berpartisipasi dalam diskusi daring. Penggunaan media digital ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan teknologi yang penting untuk masa depan mereka(Umar, 2022).
- Perencanaan Pembelajaran IPS SD
Perencanaan pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Bendanpete dilakukan dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, kebutuhan siswa, dan ketersediaan sumber belajar. Guru merancang rencana pelajaran yang mencakup tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan, metode dan media yang akan digunakan, serta evaluasi yang akan dilakukan. Rencana pelajaran ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang holistik dan integratif bagi siswa.
Selain itu, guru juga mempertimbangkan aspek-aspek praktis, seperti waktu yang tersedia, ukuran kelas, dan kebutuhan individual siswa. Misalnya, saat merencanakan proyek kelompok, guru memastikan bahwa setiap siswa memiliki peran yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka. Hal ini membantu memastikan bahwa setiap siswa dapat berpartisipasi secara aktif dan mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran IPS juga mencakup pengembangan strategi evaluasi yang efektif. Guru merancang berbagai jenis penilaian, seperti tes tertulis, proyek kelompok, presentasi, dan penilaian diri, untuk mengukur pencapaian siswa. Dengan menggunakan berbagai jenis penilaian, guru dapat memperoleh gambaran yang lebih komprehensif tentang perkembangan dan pencapaian siswa.
- Pelaksanaan Pembelajaran IPS SD
Pelaksanaan pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Bendanpete melibatkan berbagai aktivitas yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang menarik dan bermakna bagi siswa. Guru memulai pembelajaran dengan pengantar yang menjelaskan tujuan dan relevansi materi yang akan diajarkan. Kemudian, siswa diajak untuk terlibat dalam berbagai aktivitas, seperti diskusi, proyek kelompok, penelitian, dan presentasi.
Selama pelaksanaan pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan mendukung siswa dalam proses belajar. Guru memberikan umpan balik yang konstruktif, membantu siswa mengatasi kesulitan, dan mendorong mereka untuk berpikir kritis dan kreatif. Misalnya, saat siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling untuk memastikan bahwa setiap kelompok bekerja dengan baik dan memberikan bantuan jika diperlukan. Pelaksanaan pembelajaran IPS juga melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar. Guru menggunakan peta, gambar, video, dan teknologi digital untuk membantu siswa memahami materi dengan lebih baik. Misalnya, saat mempelajari topik tentang globalisasi, siswa diajak untuk menonton video dokumenter, membaca artikel, dan berdiskusi tentang dampak globalisasi di berbagai negara.
- Penilaian Pembelajaran IPS SD
Penilaian pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Bendanpete dilakukan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengukur pencapaian siswa. Penilaian formatif, seperti kuis dan diskusi kelas, diterapkan untuk memonitor perkembangan siswa selama proses pembelajaran. Dengan menggunakan penelitian ini membantu guru untuk mengidentifikasi kesulitan yang dialami siswa dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan siswa.
Penilaian sumatif, seperti tes tertulis dan proyek akhir, digunakan untuk mengukur pencapaian siswa pada akhir unit atau semester. Penilaian ini dirancang untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan dan keterampilan yang mereka kembangkan. Misalnya, siswa mungkin diminta untuk menulis esai tentang dampak perubahan sosial dalam masyarakat atau membuat presentasi tentang sejarah kemerdekaan Indonesia. Selain penilaian formatif dan sumatif, guru juga menggunakan penilaian alternatif, seperti penilaian diri dan penilaian antar teman. Penilaian diri membantu siswa untuk merefleksikan perkembangan mereka sendiri dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Penilaian antar teman memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan umpan balik kepada teman-teman mereka dan belajar dari perspektif orang lain(Adrian Mamahit et al., 2024).
- Pembelajaran IPS di Era Sekarang/Era Digital
Pembelajaran IPS di era digital di SD Negeri 2 Bendanpete memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan keterlibatan dan pembelajaran siswa. Guru menggunakan berbagai aplikasi pendidikan dan platform e-learning untuk menyajikan materi secara interaktif dan menarik. Contohnya, siswa dapat menggunakan aplikasi peta interaktif untuk memahami konsep geografi secara lebih visual dan praktis. Selain itu, mereka juga dapat mengakses sumber belajar digital seperti video dokumenter dan artikel online yang membantu mereka memperdalam pemahaman tentang topik IPS yang sedang dipelajari.
Namun, penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga membutuhkan pendekatan yang hati-hati untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya mengonsumsi informasi secara pasif tetapi juga terlibat secara aktif dalam proses belajar. Guru di SD Negeri 2 Bendanpete berperan penting dalam membimbing siswa dalam penggunaan teknologi secara efektif dan etis, serta mengembangkan keterampilan kritis yang diperlukan untuk mengevaluasi informasi yang ditemukan secara daring.
Penutup
Penerapan pembelajaran terpadu dalam pengajaran IPS di SD Negeri 2 Bendanpete telah membawa manfaat yang signifikan dalam meningkatkan keterkaitan antar materi pelajaran serta relevansi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Melalui pendekatan kualitatif dengan studi literatur, artikel ini mengungkapkan bahwa integrasi berbagai disiplin ilmu dalam pembelajaran IPS tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang lebih aktif dan berpengetahuan luas.
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif yang penting dalam menghadapi tantangan zaman modern. Selain itu, penggunaan teknologi dan sumber belajar digital telah meningkatkan aksesibilitas terhadap informasi dan membuka peluang baru bagi pembelajaran yang lebih dinamis dan interaktif. Namun, tantangan seperti literasi digital dan manajemen waktu tetap menjadi fokus dalam memanfaatkan teknologi secara efektif.
Dengan demikian, implementasi pembelajaran terpadu dalam pengajaran IPS di SD Negeri 2 Bendanpete tidak hanya mengubah cara siswa belajar tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan kompleksitas dan perubahan.
Daftar Pustaka
Adrian Mamahit, A., Rizki Pauzia, A., Septihadi, H., Eva Nafisah, N., Nur Oktapiani, S., Zikrilla Utami, T., & Azhari, B. (2024). Penilaian Dan Evaluasi Dalam Pendidikan IPS. GARUDA: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Dan Filsafat, 2(1), 175--185. https://doi.org/10.59581/garuda.v2i1.2695
Iqbal Arrosyad, M., & Syafa Kamila, N. (2023). JBES (Jurnal Basic Education Skills) https://jbes.unmuhbabel.ac.id/index.php/jbes Kajian Literatur Implementasi Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar. 1(2), 186--193. https://jbes.unmuhbabel.ac.id/index.php/jbes
Jumriani, Syaharuddin, Noorya Tasya Febrylia Witari Hadi, Mutiani, E. W. A. (2021). Telaah Literatur; Komponen Kurikulum IPS di Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013. Jurnal Basicedu, Vol. 6(6), Hlm 2.
Marinda, L. (2020). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Problematikanya Pada Anak Usia Sekolah Dasar. An-Nisa': Jurnal Kajian Perempuan Dan Keislaman, 13(1), 116--152. https://doi.org/10.35719/annisa.v13i1.26
Prasetyo, F. (2019). Pentingnya Model Project Based Learning terhadap Pemahaman Konsep di IPS. Seminar Nasional Pendidikan, 1, 818--822. https://prosiding.unma.ac.id/index.php/semnasfkip/article/view/117
Purnomo, N. (2021). Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Pelatihan Dan Pendampingan Digital Marketing. Jurnal Karya Abdi Masyarakat, 4(3), 376--381. https://doi.org/10.22437/jkam.v4i3.11307
Suardipa, I. P. (2020). Sociocultural-Revolution Ala Vygotsky Dalam Konteks Pembelajaran. Jurnal Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 48--58.
Teofilus Ardian Hopeman, Nur Hidayah, W. A. A. (2022). Yang Bermakna Pada Peserta Didik Sekolah Dasar Reality , Objectives , and Characteristics of Meaningful Social Studies Learning Application To. Artikel, 1, 141--149. https://doi.org/10.33578/kpd.v1i3.25
Umar. (2022). Komunikasi Pembelajaran Di Era Digital. In PT. Literasi Nusantara Abadi Grup.
Wali, M., Mbabho, F., & Pali, A. (2020). Pembelajaran Terpadu Tipe Webbed untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Mimbar PGSD Undiksha, 8(3), 404--411. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/29060
Widiya, A. W., & Radia, E. H. (2023). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar IPS. Aulad: Journal on Early Childhood, 6(2), 127--136. https://doi.org/10.31004/aulad.v6i2.477
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H