Dan kembali ke teori saya tadi. Bisa jadi fitur ini kelewat canggih, atau malah masih dikembangkan (versi beta). Siapa peduli? Namun sekali lagi terlalu naif bila orang meyakini saran Google itu sebagai patokan kebenaran. Karena eksperimen lain bisa saja menampilkan suatu hal yang negatif. Dan bila itu terjadi, apakah harus diterima sebagai kebenaran juga? Misal seperti ini,
Ilustrasi google. Ditangkap dari google
Referensi:
- Google.com
- Translate.google.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!