Mohon tunggu...
WON Ningrum
WON Ningrum Mohon Tunggu... Konsultan - Peace of mind, peace of heart...

Hello, welcome to my blog!

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Apa Jadinya Jika Kalap Belanja Makanan Menjadi Kalap Belanja Senjata Api?

2 Mei 2020   23:05 Diperbarui: 2 Mei 2020   23:44 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: freepik.com

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (Al-Qur'an Surat Al-Baqarah, 2: 155)

Segala upaya antisipasi dan berhati-hati memang dibolehkan dalam mengantisipasi pandemik Covid-19 yang tidak pasti. Namun sebaiknya tidak berlebihan. Berbelanjalah secukupnya sesuai hajat, sebab saudara-saudara kita yang lain pun membutuhkannya.

Kuncinya ada di sifat sabar dan tidak egois, atau tidak mementingkan diri sendiri/golongan di atas kepentingan orang banyak. Sedangkan rasa takut dan cemas berlebihan yang mengiringinya adalah tipu daya setan.

Kisah yang tercantum dalam Nashaihul 'Ibad mungkin bisa menjadi pelajaran penting bagi orang-orang yang mau merenung tentang hakikat harta benda yang kita miliki di dunia ini.

Adalah seorang tokoh yang bernama Hatim Al-Asham, yang pernah berpura-pura tuli demi menjaga perasaan orang lain.

Disebutkan bahwa Hatim Al-Asham berkata, "Setiap pagi setan bertanya kepadaku tentang tiga hal: "Apa yang engkau makan? Apa yang engkau pakai? Di mana tempat tinggalmu?"

Namun tokoh ini sama sekali tak teperdaya oleh tipu daya setan. Ia malah menjawab, "Aku sedang memakan (membayangkan) pahitnya mati, yang aku pakai adalah kain kafan dan tempat tinggalku adalah kuburan".

Referensi:

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10][11]               

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun