Mohon tunggu...
Wiwit Sabtia
Wiwit Sabtia Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

🏠Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sebuah Peyesalan Seorang Bandar Narkoba

17 April 2020   09:52 Diperbarui: 17 April 2020   10:05 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

''Lingkungan memang sangat mempengaruhi pergaulan seseorang, jika lingkungan nya baik maka pergaulannya pun akan baik. Tapi jika lingkungannya buruk, maka pergaulannya pun akan ikut buruk. Inilah yang dirasakan oleh Eki laki-laki berusia 30 tahun itu di lingkungan rumahnya. Eki tinggal di Jakarta dengan lingkungan rumahnya yang sangat buruk, banyak para pengedar narkoba di sekitar rumahnya yang membuat Eki tergiur untuk mengikuti jejak teman-temannya.''

Malam itu sunyi, angin berhembus dengan lembut dan tak ada satu orang pun berada terlihat kecuali akang warkop yang sedang duduk dan telfonan bersama pacarnya. Eki yang sedang duduk di warung kopi dengan di temani segelas kopi susu dan sebatang rokok di tangannya menunggu kabar dari partner bisnisnya, Uta.

Uta adalah seorang Bandar narkoba sejak 2004, sudah 2 kali ia keluar masuk penjara tapi tak ada sedikitpun rasa jera yang dirasa. Di warkop inilah awal mula Eki dan Uta bertemu, selain memang rumah mereka berdekatan. Tapi di warkop inilah keduanya memulai bisnisnya. Eki yang awalnya tak tahu tentang dunia narkoba, sekarang malah menjadi asset penting bagi Uta. Ya, karena pintarnya Eki dalam berbisnis illegal ini.

Eki mulai jenuh menunggu sms dari Uta, karna sudah 1 jam lamanya ia menunggu Uta membalas pesan nya. Di segukan kopi terakhir, hp Eki tiba-tiba bergetar dan muncul nama pengirimnya, Uta. ''Buruan bro gue ditempat biasa nih.'' , Eki langsung bediri merogoh kantong celana untuk membayar kopi dan rokoknya. Lalu ia langsung berjalan menuju tempat biasa ia bertemu dengan Uta.

Dari kejauhan terlihat lampu kuning yang berkedap kedip di ujung jalan sawo, itulah tempat biasa Eki dan Uta bertemu. Walaupun rumah mereka berdekatan, tapi mereka tidak mau terlihat akrab untuk masalah bisnis ini. Seperti biasa, Eki menggunakan hoodie hitam dan topi merah, ia berjalan dengan cepat ke arah ujung jalan sawo.

Malam ini menjadi malam yang tidak akan pernah dilupakan oleh Eki, karena Uta partner bisnisnya, sekaligus teman dekatnya menjadi penghianat. Dari kejauhan suasana terlihat biasa saja, namun ketika Eki sudah sampai di ujung jalan ternyata tak terlihat wajah Uta di situ, hanya ada sms masuk darinya, ''barangnya disamping lampu.'' Eki langsung menyeletuk ''Gak biasanya nih orang, naro barang sembarangan.''.

Inilah jawaban dari kecurigaannya, setelah Eki mengambil barang haram tersebut tiba-tiba di belakangnya sudah ada 3 polisi yang siap menangkapnya. Dengan barang yang masih di tangannya, Eki tak bisa melakukan apa-apa, hanya perasaan dendam dan marah kepada Uta.

Keadaan di Penjara

Semenjak di dalam sel penjara, tak terlihat sekalipun wajah Uta menjenguknya. Perasaan dendam dan marah berkecamuk kepada Uta. 6 tahun di penjara banyak pelajaran yang Eki dapatkan. Awal mula ia di penjara, ia harus menuruti setiap perintah kepala kamar karn terbiasa hidup bebas ia tak ikuti perintahnya dan terus berkelahi. Sampai akhirnya ia dipindahkan di rutan daerah.

Di rutan itulah banyak hal-hal positif yang didapatkan oleh Eki, dari mulai sholat berjamaah satu kamar, melakukan sesuatu yang kreatif, mengaji dan yang penting ia mulai menyesali setiap perbuatan yang ia lakukan selama ini.

Ketika ia di dalam, ternyata hanya keluarganya lah yang setia kepadanya. Menanyakan kabarnya, menjenguknya setiap 2 atau 4 bulan sekali. Terkadang beberapa sahabat menanyakan kabar nya melalui facebook. Ya walaupun Eki berada di dalam jeruji besi, tapi Eki masih tetap bisa memegang handphone.

Mendapatkan beberapa teman yang juga pengedar narkoba, ternyata banyak yang mengalami nasib yang sama seperti Eki. Dikhianati partner bisnisnya, tukar kepala istilah di dalam sel. Maksutnya, seharusnya bandarnya yang di tangkap oleh Polisi tapi karena si Bandar memiliki uang yang banyak, jadilah ia tukar dirinya dengan uang dan partner bisnisnya.

Hijrah dan Bekerja

2018 adalah tahun yang tidak akan dilupakan oleh Eki, keluar dari jeruji besi menghirup udara segar dan melihat dunia luar. Eki telah menyesali perbuatan nya yang dulu dan sekarang ia sudah berubah 180 derajat dari kehidupannya yang dulu. Berubah untuk menjadi lebih  baik dari sebelumnya dan bertekad untuk membahagiakan keluarganya.

Beberapa bulan setelah Eki di penjara, kekasihnya memberi kabar kalau ia hamil dan sudah berjalan 5 bulan. Eki berjanji unutk bertanggung jawab setelah keluar dari penjara. Sekarang ia memilki 1 anak laki-laki dari kekasihnya yang baru ia nikahi di akhir tahun 2018. Bukan hanya terjerumus dengan narkoba tapi Eki juga meminum minuman keras dan berhubungan bebas. Awal mula ia memakai narkoba ialah ketika dia nongkrong bersama teman-teman rumahnya, disitu awal mula ia memakai narkoba dan bertemu kekasihnya.

Setelah ia mulai merasa untung dengan menjual ganja, Eki mulai mencoba-coba narkoba jenis lain yaitu sabu-sabu. Awalnya Eki menolak untuk memakai sabu, ia berkata hanya ingin menjualnya saja. Namun siapa tau, bisikan setan lebih kuat di telinganya sampai akhirnya ia juga mulai mencicipi sabu-sabu. Narkoba jenis ini memang sangat mahal, tapi lebih besar keuntungannya. Tak hanya Eki yang memakai narkoba, pacarnya juga memakai narkoba dari Eki sejak awal mereka berpacaran. Untungnya adalah pacarnya tak ikut teseret masuk penjara dan berhenti memakainya.

Sekarang kehidupan Eki sudah jauh lebih baik, Memiliki keluarga dan 2 orang anak, memilki pekerjaan yang halal dan cukup untuk menafkahi keluarganya, dan sedang sama-sama berjuang bersama istri tercintanya untuk memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun