Mohon tunggu...
WIWIT PUTRI WIGATI
WIWIT PUTRI WIGATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nama : WIWIT PUTRI WIGATI/NIM : 43222010029/Program Studi : AKUNTANSI S1/Fakultas Ekonomi dan Bisnis/Mata Kuliah : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB/Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak/UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis - Diskursus Behavioral Conditioning Ivan Pavlov dan Fenomena Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   19:57 Diperbarui: 14 Desember 2023   22:17 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ivan Petrovich Pavlor lahir pada tanggal 14 September 1849 dan meninggal pada tanggal 27 Februari 1936. Ia adalah seorang fisiolog dan dokter dari Rusia. Ia dilahirkan di sebuah desa kecil di Rusia Tengah. Meski pendidikannya tidak berhubungan dengan psikologi. Namun dirirnya mampu berkontribusi untuk menjelaskan proses pembelajaran yang kondisional.

Selama masa pendidikannya, Pavlov bersekolah di seminar teologi, sebuah universitas untuk menjadi seorang pendeta. Saat itu, alasan Pavlov untuk memilih sekolah teologi karena keinginan keluarganya. Namun, setelah dirinya membaca buku Charles Darwin. Pavlov menyadari bahwa dirinya lebih menyukai bidang keilmuan biologi dari pada keagamaan. Oleh karena itu, Pavlol memutuskan untuk pindah ke Universitas St. Petersburg untuk mempelajari kimia dan fisiologis.

Pada tahun 1879, akhirnya Pavlov mendapatkan gelar doktor. Kemudian ia melanjutkan studinya untuk memulai riset sendiri, yaitu riset tentang sistem pencernaan dan peredaran darah. Penelitiannya terkenal dan dia diangkat sebagai Profesor Fisiologi di Akademi Kedokteran Kekaisaran Rusia.

Penelitian yang membuat Pavlov terkenal bermula dari penelitian pencernaan. Dalam penelitiannya, ia mengamati subjek yaitu, seekor anjing yang mengeluarkan air liur sekaligus respons terhadap munculnya makanan. Ia kemudian mengeksplorasi fenomena ini dan selanjutnya mengembangkan penelitian perilaku terkondisi (behavioral study) yang dikenal dengan teori pengkondisian klasik (Classical Conditioning). Menurut teori ini, ketika makanan (makanan disebut sebagai the unconditioned or unlearned stimulus -- stimulus yang tidak terkondisi atau tidak dipelajari) diikutsertakan dengan bunyi bel (bunyi bel disebut sebagai the conditioned or learned stimulus -- stimulus yang terkondisi atau dipelajari), maka bunyi bel menimbulkan respon yang sama, yaitu keluarnya air liur pada seekor anjing hasil uji tersebut. Hasil karyanya ini bahkan menghantarkannya menjadi pemenang hadiah Nobel.

Selain itu, teori ini menjadi dasar perkembangan aliran psikologi behaviourisme, sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar. Pavlov telah meakukan penyelidikan terhadap kelenjar ludah secara intensif sejak tahun 1902 dengan menggunakan seekor anjing. Sesaat sebelum tahun itu, ketika Pavlov berusia 50 tahun, ia memulai karyanya yang terkenal tentang refleks terkondisi (condition refleks). Karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands (1902) dan Conditioned Reflexes. Pada tahun 1904, ia menerima Hadiah Nobel dalam bidang Physiology or Medicine untuk karyanya ini. Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika.

Pengaruh pavlov terhadap para ahli fisiologi tidak terlalu signifikan, namun pengaruhnya yang paling besar adalah di bidang psikologi. Pada saat itu, psikologi di Uni Soviet dapat dianggap sepenuhnya bersifat Pavlov. Pandangan Pavlov menjadi landasan psikologi di Uni Soviet karena selaras dengan filosofi doktrin materialisme sejarah.

Salah satu ahli yang ikut memperluas pengaruh Pavlov dalam bidang psikologi adalah Von Bechterev. Kecuali di Uni Soviet, bahkan di Amerika Serikat pengaruh aliran psikologi ini sangat besar. Ketika J.B. Watson membaca karya Pavlov dan merasa dia telah menemukan model yang sesuai dengan pandangannya untuk menjelaskan masalah perilaku manusia. Oleh karena itu, Pavlovianisme mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan Behaviorisme di Amerika Serikat.

Pengertian Behavioral Conditioning

dark-minimalist-question-facebook-post-657aebe312d50f7c457266a2.png
dark-minimalist-question-facebook-post-657aebe312d50f7c457266a2.png
edit from canva

Behavioral Conditioning (pengkondisian perilaku) adalah suatu bentuk pembelajaran di mana perilaku dimodifikasi atau diubah oleh konsekuensinya. Ini adalah konsep mendasar dalam bidang behaviorisme, sebuah pendekatan psikologis yang menekankan pada studi tentang perilaku yang dapat diamati dan faktor lingkungan yang memengaruhi perilaku tersebut. Ada dua jenis utama pengkondisian perilaku, yaitu classical conditioning (pengkondisian klasik) dan operant conditioning (pengkondisian operan).

1. Classical Conditioning (pengkondisian klasik)

Classical Conditioning (pengkondisian klasik) adalah sebuah proses pembelajaran yang terjadi melalui asosiasi antara stimulus yang tidak diketahui dengan stimulus yang menghasilkan respon alami. Proses ini menciptakan respon yang telah dipelajari terhadap stimulus yang sebelumnya netral. Pengkondisian klasik pada awalnya merupakan prosedur multi-langkah yang mulanya membutuhkan stimulus tak terkondisi (UCS = Unconditioned Stimulus) menghasilkan respons yang tak terkondisi (UCR = Unconditioned Response). Sebelum pelatihan (percobaan), seekor anjing itu otomatis mengeluarkan air liur saat menghadapi sepotong daging, bahkan tanpa pelatihan atau terkondisi sebelumnya. Oleh karena itu, dalam percobaan ini sepotong daging disebut stimulus yang tidak terkondisi (Unconditioned Stimulus) dan air liur yang keluar disebut respon yang tidak terkondisi (Unconditioned Response).

Setelah itu, Pavlov mencoba eksperimennya berupa latihan pembiasaan dengan membunyikan bel dan memberi makanan berupa sepotong daging. Awalnya, penyajian stimulus dalam bentuk bel tidak menimbulkan respon apapun. Dengan demikian, bel tergolong stimulus netral (neutral stimulus). Namun, dengan latihan pembiasaan berulang kali memberikan keduanya secara bersamaan, stimulus netral secara otomatis menjadi stimulus positif terkondisi (conditioned stimulus) dan secara alami menghasilkan respons terkondisi pula (conditioned response). Meski tidak ada makanan, suara bel saja akan membuat seekor anjing mengeluarkan air liur.

Dari percobaan yang dilakukan oleh Pavlov ini memunculkan dua hukum, yaitu:

 Law of respondent conditioning (hukum pembiasaan yang dituntut). Dengan kata lain, ketika dua jenis rangsangan dihadirkan pada waktu yang sama atau bersamaan (yang satu berperan sebagai reinforcer atau penguat), maka refleks ketiga yang terbentuk dari respon atas penguatan refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.

Law of respondent extinction (hukum pemusnahan yang dituntut), artinya ketika refleks yang diperkuat oleh pengondisian responden (respondent conditioning) dikembalikan tanpa menghadirkan reinforcer atau penguat, maka kekuatannya menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun