Mohon tunggu...
Wiwin
Wiwin Mohon Tunggu... Lainnya - simple

saya seorang ibu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Embun Menyapa Pagi November

6 November 2023   05:23 Diperbarui: 6 November 2023   06:46 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat Pagi November

Embun menjemput menetes di rumput liar 

Ketika kaki tanpa alas menapaki

Terasa dingin

Aku Menghitung hari

Aku buka lembar petunjuk pergantian waktu hari dan tanggal tergantungn didinding

Bulan berganti lagi deretan angka bergeser

Percakapan kecil antara kalbu dan pikiran

Lihat

Pagi menyapa, disembur kilau fajar dari ufuk timur

Menggeser gelap semalam peraduan kelelahan

Denting berbunyi disapa sang bayu

Isyarat

waktu menit dan detik beriringan berputar tanpa mendiskusikan

Melangkah menerima ikhlas rotasi alam

Menjemput hari, tanggal, dikemas dalam bungkusan tahun

aku Menyapa Menanyakan tentang diri sendiri

meyakinkan, menguatkan, mengerti, dan menerima realita masa

Apakah yang sudah dilakukan jasad

Bersyukur bisikku bukan mengeluh

Pujian atas nama cinta yang kini kau labuhkan

Walau Langkah kakimu masih ada dalam persimpangan perjalanan

Seperti

Ketika daun yang jatuh karena musim gugurnya tiba    

Menjelang senja matahari seolah berlalu meninggal bumi

Berganti musim dan berganti masa, berganti pula bertemu kuncup daun

Hari berganti akan menemani lembar baru

Agenda buku ini akan mencatat story

Duduklah coba tulis dan rangkai kerangka

mengemas menjadi satu asa yang bermakna

Disaat tangan ini mulai menggores dengan tinta

Selalu menanyakan apa yang ingin aku ketahui dan ingin aku sampaikan

Kali ini

Terhenti dan lidah kelu tak mampu berkata

Kuatkan

Kalbu adukan bersama semburan mentari

Tuhan

Aku ingin

ketika aku terpejam dalam jaga semalam

Kau yang selalu dalam dekatku Ketika mata ini terbuka

mendengarkan kata salam di pergantian waktu

setelah kau dalam pilihan

Kau selalu bisikkan kalam ilahi 

Aku mengunci hati

Aku melalui perjalanan pergantian hari selalu menyebut asma-Mu

tinggal dan iringi selalu langkah

perjalanan keimanan ini dalam bimbingan-Mu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun