Mohon tunggu...
Wiwin Nurhayati
Wiwin Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 191 Babakan Surabaya Kota Bandung

Calon Guru Penggerak angkatan 7 kota Bandung Senang beraktifitas di alam terbuka Tertarik dengan hal- hal baru dan memantang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Releksi Calon guru Penggerak Angkatan 7

13 Januari 2023   17:16 Diperbarui: 13 Januari 2023   17:18 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian saya merasa lebih termotivasi untuk mengelola siswa dengan lebih baik, memperhatikan kebutuhan dasarnya sebagai manusia, membimbingnya untuk mencapai kebahagiaan dan mencapai kodratnya dengan baik. Saya dapat menjadi pembimbing, teman ataupun manajer sesuai dengan kebutuhan siswa. Sebagai wujud keberfihakan kepada murid.

Karena tugas saya sehari- hari adalah sebagai guru pengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti, bukan sebagai walikelas, maka saya bekerja sama dengan rekan walikelas untuk mencoba menerapkan budaya positif. Dalam hal ini saya menerapkan proses "Pembentukan Keyakinan Kelas" pada kelas 6B yang diwalikelasi oleh ibu Dede Maryani, S. Pd. Beliau sangat mendukung dan memberi kesempatan juga memoyivasi saya untuk menerapkan hal tersebut pada kelas yang beliau ampu.

2. So WHAT! (Analisis dari peristiwa yang terjadi)

 Bagaimana perasaan saya pada saat peristiwa itu terjadi?

Seperti halnya saya, rekan- rekan Calon Guru Penggerak yang lain juga merasakan hal yang sama. Kami merasa pemberian hukuman dan konsekwensi berdampak hanya sementara dan dalam waktu singkat saja. Bahkan cenderung siswa hanya berusaha menjadi sosok yang baik dan menurut di hadapan guru nya saja, tetapi melakukan hal yang melanggar atau tidak sesuai ketika guru tidak ada.

Setelah mempelajari modul tersebut, dan mengamati perilaku siswa sehari- hari di sekolah, maka saya berfikir dan mencari celah yang tepat untuk melakukan restitusi. Karena saya melihat dari beberapa contoh dan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa memberikan restitusi lebih baik dan lebih bermakna dalam membangkitkan motivasi siswa untuk berperilaku sesuai norma atau keyakinan yang disepakati.

Sebelum mempelahari modul ini saya meyakini bahwa reward dan punishment merupakan metode yang efektif untuk mendisiplinkan siswa. Karena melalui metode ini perubahan perilaku siswa lebih cepat nampak dan dapat diamati.  Namun setelah mempelajari modul ini saya berubah fikiran dan meyakini bahwa kesadaran akan kebutuhan dasar manusia yang merupakan fondasi terbentuknya keyakinan kelas akan lebih berdampak positif secara permanen dan jangka panjang dalam membentuk siswa yang berkarakter dan bahagia.

Setelah melalui tahap- demi tahap alur pembelajaran modul 1.4 ini, saya berfikir untuk mengubah diri saya agar lebih banyak menjadi teman dan manajer bagi murid saya, dari pada menjadi penghukum ataupun pembuat rasa bersalah. Menciptakan budaya positif di kelas ataupu di sekolah ibarat menyediakan tanah gembur yang kaya dengan unsur hara dan bebas dari hama sebagai salah upaya menghasilkan jagung yang tumbuh subur berkualitas. Sehingga diharapkan akan terwujud siswa unggul yang berakhlak mulia dan juga cerdas. Dengan kata lain akan terwujud siswa yang bahagia lahir dan bathinnya.

3) NOW WHAT! (Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)

Dari 2 peristiwa restitusi yang telah saya lakukan selama pembelajaran modul 1.4, saya dapat mengambil sebuah kesimpulan, yaitu jika tidak melalui restitusi, maka sangat mungkin kasus diantara 2 siswa tersebut akan selesai ketika berhadapan dengan guru saja. Tetapi di kemudian hari dan di saat tidak ada guru, peristiwa tersebut dapat terpicu dan terulang lagi, bahkan dengan kekuatan yang lebih besar.

Saya harus mendokumentasikan kegiatan restitusi terhadap siswa saya, sehingga catatan atau dokumentasi tersebut dapat dijadikan acuan oleh saya sendiri maupun orang lain ketika menemukan kasus baru di sekolah. Pemahaman guru terhadap Nilai kebajikan universal, kebutuhan dasar manusia, teori motivasi, posisi kontrol dan restitusi, merupakan bekal yang sangat berharga dalam mengelola dan mewujudkan budaya positif bagi para siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun