Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ngabuburit dengan Mendengarkan Lagu-lagu Bang Haji Rhoma Irama

18 Maret 2024   15:00 Diperbarui: 18 Maret 2024   15:02 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bang Haji Rhoma Irama (Sumber: kompas.com)

Bulan puasa alias bulan ramadan tahun ini berbarengan dengan musim hujan. Kadang dari pagi sampai pagi lagi hujan turun terus dan hanya jeda beberapa saat saja. Dalam kondisi seperti itu kita kadang malas keluar rumah. Enaknya tiduran atau rebahan "bermalas-malasan".

Dalam kondisi hujan terus menerus cukup sulit bagi kita untuk ngabuburit keluar rumah. Dalam kondisi hujan, kalau pun kita mau ngabuburit ke suatu tempat, berburu takjil, atau sekedar jalan-jalan mungkin kurang nyaman. Bagaimana agar kita tetap bisa ngabuburit dengan asyik di dalam rumah?

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Mungkin kita bisa membaca buku, nonton tv, membuat tulisan, atau hal lain yang bermanfaat.

Dalam hal ini saya punya cara ngabuburit sendiri. Salah satunya adalah ngabuburit dengan membuat tulisan sambil mendengarkan lagu-lagu Si Raja Dangdut Rhoma Irama.

Mengapa sambil mendengarkan lagu-lagu Si Raja Dangdut alias Bang Haji Rhoma Irama? Bagi saya lagu-lagu Bang Haji Rhoma Irama cukup istimewa. Selain enak di telinga juga syairnya mengandung nilai-nilai dakwah dan nasehat.

Jadi dengan mendengarkan lagu-lagu Bang Haji Rhoma Irama, kita bisa menikmati enaknya lagu dan sekaligus mendapat  pelajaran dan nasehat.

Memang ada juga lagu-lagu Bang Haji Rhoma Irama yang syairnya mengandung romantisme. Akan tetapi dalam syair lagu itu tetap ada nilai dakwah dan nasehatnya.

Seperti lagu yang berjudul "Dasi dan Gincu", "Bunga Surga", "Dawai Asmara", "Jatuh Cinta", "Kerinduan", "Kehilangan", "Tung Keripit", "Bulan Bintang", atau "Primadona Desa" misalnya. Syair-syairnya memang mengandung romantisme tapi tetap ada nilai dakwah dan nasehatnya.

Adapun lagu-lagu Bang Haji yang syairnya sarat dengan nilai-nilai dakwah dan nasehat diantaranya lagu "Taqwa", "Yatim Piatu", "Nilai Sehat", "Sebujur Bangkai", "Setetes Air Hina", "Buta Tuli", "Qur'an dan Koran", "Nyanyian Syetan", "Rana Duka", "Ghibah", "Judi", "Pesta Pasti Berakhir", "Bencana", "Kiamat", "Boleh Saja", "Terserah Kita", "Stop", "Perbedaan", "Romantika", "Sumbangan",  dan masih banyak lagi.

Mari kita ulas beberapa lagu di atas, seberapa kuat dan dalamnya nilai dakwah dan nasehat yang terkandung di dalamnya. Kita coba ulas 5 buah lagu saja, yakni "Nilai Sehat", "Terserah Kita", "Pesta Pasti Berakhir". "Boleh Saja, dan "Perbedaan".

1. Nilai Sehat

Dalam lagu ini Bang Haji Rhoma Irama menyatakan bahwa betapa luar biasanya nikmat sehat. Sebab ketika penyakit bersarang di badan, segala sesuatu yang diinginkan, dikejar, diburu, atau diperebutkan orang seperti jabatan atau permata sekali pun tak membanggakan atau menakjubkan lagi.

Ketika sakit, sesuatu yang manis pun terasa pahit. Ketika sakit, sesuatu yang indah pun jadi terlihat buruk oleh mata. Ketika sakit, orang yang kaya pun berasa miskin. Ketika sakit, orang yang gagah pun berasa lemah.

Bang Haji Rhoma Irama kemudian mengingatkan untuk menjaga kesehatan dan mensyukurinya. Sebab kesehatan adalah harta yang tiada bandingannya.

Namun sakit itu menurut Bang Haji Rhoma Irama merupakan sebuah keniscayaan bagi setiap orang. Artinya suatu waktu, kapan saja, orang akan terkena sakit. Saat itulah orang harus bersabar dan bertawakkal, serta berupaya untuk sembuh dan memohon kesembuhan kepada Tuhan.

2. Terserah Kita

Dalam lagu ini Bang Haji Rhoma Irama menyatakan bahwa kita boleh melakukan perbuatan apa saja, baik atau buruk. Akan tetapi semua ada konsekuensinya.

Melakukan perbuatan baik akan berbalas kebaikan lagi. Sebaliknya melakukan perbuatan buruk akan berbalas keburukan lagi.

Kendati melakukan perbuatan baik itu sesuatu yang mudah dan murah, serta diberi balasan yang lebih baik, tapi anehnya banyak orang yang tidak mau melakukannya.

Sebaliknya kendati melakukan perbuatan buruk itu sesuatu yang susah dan mahal, serta diberi balasan yang lebih buruk, tapi anehnya banyak orang yang mau melakukannya.

3. Pesta Pasti Berakhir

Dalam lagu ini Bang Haji Rhoma Irama mengingatkan kita bahwa sekaya-kaya orang, seglamor-glamor kehidupan orang, sehedon-hedonnya orang dalam kehidupan dunia ini, pasti akan ada ujungnya (yakni kematian).

Hal itu dikarenakan dunia ini hanya tempat persinggahan, hanya sementara. Dunia hanya bagian dari perjalanan yang panjang (dari kehidupan akhirat).

Dunia ini bukanlah tujuan. Namun ibaratnya dunia ini sebagai ladang atau tempat untuk bercocok tanam.

4. Boleh Saja

Dalam lagu ini Bang Haji Rhoma Irama mengatakan bahwa kita tidak dilarang mencintai dunia ini dan melakukan apa saja. Namun Bang Haji Rhoma Irama kemudian mengingatkan bahwa semuanya akan ada balasannya. Semua balasan perbuatan baik atau buruk akan kembali kepada orang yang melakukannya.

Kemudian ini Bang Haji Rhoma Irama juga mengingatkan bahwa kehidupan dunia ini penuh tipu daya. Oleh karena itu kita harus waspada jangan sampai terpedaya olehnya.

5. Perbedaan

Dalam lagu ini Bang Haji Rhoma Irama menyatakan bahwa dalam kehidupan ini ada perbedaan yang memang sudah diatur oleh Tuhan. Ada yang kaya ada yang miskin, ada rakyat ada pejabat.

Adanya perbedaan dalam kehidupan bukan berarti Tuhan pilih kasih. Justru hal itu menunjukkan keadilan Tuhan

Sebab jika keadaan semua orang sama, maka akan ada kemandekan. Tidak akan ada yang mau bekerja atau tidak akan ada pembangunan. Jelasnya kehidupan dunia ini tidak akan dinamis, tapi statis. Adanya perbedaan dalam kehidupan ini justru agar semua saling memerlukan dan roda kehidupan bisa berputar.

Bang Haji Rhoma Irama melalui syair lagu ini juga mengingatkan bahwa kekayaan atau jabatan bukan suatu ukuran kemulian. Sebab taqwa dan keimanan lah yang memiliki nilai di hadapan Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun