Berat badan berkaitan dengan pola hidup dan pola makan. Orang yang sering makan, banyak makan, atau segala dimakan kemungkinan akan memiliki berat badan yang berlebihan. Apalagi jika pola hidupnya tidak beraturan, seperti makan dan tidur tidak teratur misalnya.
Mungkin juga ada orang yang jarang makan (nasi) atau tidak terlalu banyak makan (nasi) tapi sering ngemil makan makanan yang mengandung banyak lemak atau gula, ya sama saja. Kemungkinan orang itu juga akan memiliki berat badan yang berlebihan.
Selama bulan Ramadan orang dilatih untuk disiplin dalam hal makan. Biasanya hanya dua kali, waktu berbuka dan waktu sahur.
Pola makan yang teratur dari segi kesehatan memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah dapat mengontrol berat badan.
Orang yang berpuasa Ramadan dengan demikian (seharusnya) memiliki berat badan yang stabil dan proporsional. Kecuali jika sebelumnya memang sudah memiliki berat badan yang berlebihan.
Tapi tidak jarang juga banyak orang yang berpuasa selama bulan Ramadan berat badannya turun. Paling tidak turun satu atau dua kilogram. Lumayan.
Jadi selama bulan Ramadan, orang relatif lebih bisa menjaga pola makan dan berat badan. Berarti secara fisik, dengan melakukan puasa selama bulan Ramadan orang relatif menjadi lebih sehat.
Masalah dan tantangan justru datang setelah bulan Ramadan. Apakah orang masih bisa menjaga pola makan seperti di bulan Ramadan? Nampaknya sedikit orang yang bisa melakukannya.
Pada umumnya setelah tidak lagi berpuasa, pola makan orang menjadi kembali "berantakan". Orang bisa makan kapan saja dan apa saja dimakan. Ngemil tiap waktu dan tiap waktu ngemil.
Dampaknya pasti terhadap berat badan. Berat badan yang stabil dan terkontrol selama bulan Ramadan, kemungkinan besar akan kembali tak karuan. Tak percaya? Coba saja timbang berat badan kita sendiri!