Melihat wajah Ferdy Sambo saat itu tergambar jelas bahwa mantan Kadiv Propam itu menyimpan rasa penyesalan yang sangat dalam. Â Hanya karena Ferdy Sambo tidak bisa mengendalikan diri, semua yang ada hilang seketika.
Jabatan hilang., pangkat hilang, kekuasaan hilang, dan wibawa juga hilang. Selain itu keluarga jadi berantakan. Terpisah dengan anak istri, dengan keluarga, sahabat, tetangga, dan terpisah dengan orang-orang tercinta.
Namun penyesalan selalu datang di akhir. Penyesalan selalu datang belakangan. Penyesalan tak akan mengubah keadaan dan peristiwa yang sudah terjadi..
Dari perspektif lain, bisa saja rasa menyesal Ferdy Sambo bukan karena telah menghilangkan nyawa Brigadir J. Â Rasa menyesal itu muncul karena salah kalkulasi dalam membuat rekayasa kasus pembunuhan Brigadir J.
Rekayasa awal yang dibuat Ferdy Sambo tentang tewasnya Brigadir J disebabkan karena saling baku tembak dengan Bharada E, akhirnya terbongkar. Ferdy Sambo dalam hal ini pantas dan layak menyesal.
Dalam kalkulasi Ferdy Sambo, karena dia merasa memiliki jabatan tinggi dan kekuasaan yang besar, pikirnya semua akan bisa diatur. Hal itu dimulai dari merekayasa peristiwa yang sebenarnya, menghilangkan barang bukti (CCTV), menjanjikan SP3 kepada Bharada E, dan lain-lain, tetapi ternyata tidak bisa berjalan dengan baik sesuai skenarionya.
Akhirnya semua rekayasa yang disusun Ferdy Sambo pun terbongkar. Sehingga hal itu menyebabkan Ferdy Sambo kehilangan segalanya.