Ibadah haji merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Islam yang masuk kategori istitha'ah, yakni mampu (secara fisik/kesehatan dan biaya). Sebab ibadah haji merupakan satu dari lima Rukun Islam. Bagi mereka yang belum istitha'ah, tentu tidak ada tuntutan untuk melaksanakan ibadah haji. Â
Secara historis ibadah haji tidak bisa dilepaskan dari tiga nama plus satu nama, yakni Ibrahim, Ismail, dan Hajar, plus Adam. Nama-nama itu merupakan sosok yang sangat luar biasa, sehingga diabadikan dan menjadi simbol perjuangan, kesabaran, kerja keras, dan ketaatan dalam ritual ibadah haji.
Oleh karena itu tidak salah jika ibadah haji dikatakan sebagai "napak tilas" dari sebagian perjalanan hidup nama-nama di atas. Hal itu sebagai pelajaran bagi orang-orang yang hidup sesudahnya.
Lokus pelaksanaan ibadah haji adalah kota Mekkah dan sekitarnya. Di sana ada tempat dan bangunan yang disebut ka'bah, padang Arafah, bukit Safa dan Marwah, Muzdalifah, Mina, dan Jamarat (tempat melontar jumrah). Tempat-tempat itu berkaitan dengan ritual ibadah haji, yakni thawaf, sa'i, wukuf, mabit dan melontar jumrah. Â
Dalam Kitab Suci Al-Qur'an, Ka'bah disebut sebagai "rumah tua/antik" (bait al-'atieq). Menurut banyak ahli sejarah, Ka'bah ini didirikan oleh manusia pertama yang juga nabi pertama, yakni Adam 'Alaihi Salam.
Adam yang terusir dari surga merasa sedih karena tidak bisa lagi secara spiritual mengelilingi 'Arasy bersama para malaikat. Kemudian Adam dihibur dengan memperbolehkannya membangun ka'bah sebagai tiruan 'Arasy.
Adam bisa melakukan ritual mengelilingi Ka'bah sebagaimana dulu di Surga mengelilingi 'Arasy. Itulah yang disebut dengan thawaf dalam ibadah haji.
Menurut para ilmuwan, seluruh jagat raya ini ternyata melakukan thawaf. Bumi thawaf dengan mengelilingi matahari. Matahari dan planet-planet juga melakukan thawaf dengan mengelilingi pusat dari galaksi, yang oleh para astronom internasional disebut sebagai Milky-Way. Â Kita menyebutnya sebagai Galaksi Bima Sakti.
Thawaf dalam ibadah haji dengan demikian memiliki makna simbolik. Yaitu simbol ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan sebagaimana yang dilakukan bumi, matahari, dan jagat raya ini. Melakukan thawaf berarti belajar dan berupaya memiliki sikap taat, tunduk, dan patuh.
Dalam ibadah haji, setelah melakukan thawaf biasanya dilanjutkan dengan melakukan sa'i, yakni berlari-lari kecil dari bukit Safa ke bukit Marwah bolak-balik sebanyak tujuh kali. Hal itu meniru apa yang dilakukan oleh Hajar (isteri Ibrahim AS) ketika mencari air untuk anaknya Ismail yang masih bayi, yang sedang kehausan.