Pak Mbam pun segera menyuruh Kancil masuk. Ternyata Kancil tidak datang sendiri. Ia diikuti oleh Mamang Siamang dan Ogri Gorila yang mengusung sebuah benda berwujud kotak berukuran sedang. Benda aneh itu diletakkan tepat di hadapan Baginda Singa yang menatapnya dengan heran.
“Apa ini, Cil?” tanya Baginda. “Hasil temuanmu dari mengembara ke hutan seberang?”
“Bukan, Baginda,” jawab Kancil. “Tepatnya ini barang milik kaum manusia. Namanya televisi, atau disingkat TV.”
“TV? Apa itu?”
“Tele artinya jarak jauh, sedang visi artinya gambar. Jadi ini alat yang oleh manusia digunakan untuk menyiarkan gambar-gambar dari jarak jauh.”
Baginda dan Pak Mbam mengamati kotak tersebut dengan penuh minat.
“Gambar-gambar apa saja yang bisa nongol di sini, Cil?” tanya Pak Mbam heran.
“Gambar apa saja, Pak Mbam. Biasanya kegiatan sesama manusia di tempat lain,” Kancil lalu menoleh ke Ogri. “Nyalain, Gri!”
Dengan jarinya yang gemuk, Ogri menyentuh bagian bawah kotak tersebut. Mendadak, sebentuk gambar muncul pada bagian depannya, tepat ke sisi yang menghadap ke arah Baginda dan Pak Mbam. Di situ terlihat seorang gadis manusia sedang bicara sendiri dengan mimik muka serius.
“Ini namanya berita, Baginda,” kata Kancil. “Manusia mengabarkan apa yang terjadi di suatu tempat kepada manusia di lain tempat yang berjauhan dengan seketika.”
“Wah, hebat sekali!” seru Baginda kagum.