Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini (2024) telah menerbitkan 46 judul buku, 22 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Buku terbaru "Tangguh: Anak Transmigran jadi Profesor di Amerika", diterbitkan Tatakata Grafika, yang merupakan biografi Peter Suwarno, associate professor di School of International Letters and Cultures di Arizone State University, Amerika Serikat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Mengapa Penulis Fiksi Perlu Skill Jurnalistik?

31 Agustus 2015   12:48 Diperbarui: 31 Agustus 2015   12:48 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak Gagap

Aku kerap membaca novel dengan bahasa yang “gagap” saat menyebut istilah suatu hal, terutama yang tidak diakrabi oleh pengarangnya. Misal menyebut tokoh cowok kapten tim basket SMA sebagai “jago basket paling ngetop seantero kota”, dan kegiatannya di perbasketan hanya dengan istilah semacam “mengikuti pertandingan basket antarsekolah”.

Basket adalah olah raga tim. Tim selalu mencuat duluan sebelum pemain, kecuali bila ada yang bertalenta yahud macam Yao Ming atau LeBron James. Seorang pemain yang outstanding pasti digelari berdasar trade mark-nya yang betul-betul memakai istilah perbasketan. Misal jago lemparan 3 angka, atau sering melakukan slam dunk. Dan ada pula penghargaan MVP (most valuable player) bagi pemain terbaik sebuah turnamen.

Lalu aktivitas pemain basket sekolah selain latihan rutin (di ekskul) biasanya ada tiga jenis: pas class meeting melawan kelas lain, friendly game dengan sekolah lain, dan ikut turnamen resmi. Dan turnamen-turnamen pasti ada namanya, misal Kejuaraan Basket Pelajar Tingkat Provinsi, cabor basket di Pekan Olahraga Pelajar, Invitasi Basket Pelajar, atau Street Basketball Challenge.

Jika punya dasar skill dan mentalitas jurnalisme soal detail, riset, dan multisektoralisme, kita pengarang akan masuk benar ke tema dan tahu soal istilah-istilah tersebut jika hendak menghadirkan tokoh yang seorang pemain basket. Kita pun tidak terjebak dalam istilah-istilah yang wagu tadi. Pasti diketawain pembaca yang tahu benar soal basket.

Lalu kita akan masuk mendalam juga ke tema-tema lain yang sebenarnya tidak kita kuasai—kedokteran, sepakbola, musik klasik, wingchun, wall climbing, hacking, dll.

 

5W+1H

Wartawan selalu berusaha menjawab pertanyaan 5W+1H dengan jawaban sedetail mungkin berdasarkan fakta sahih. Saat pengarang fiksi bisa mengikuti habit itu, kita juga akan punya bekal kuat untuk membangun empat dari lima unsur pembentuk fiksi.

Menjawab “what” akan memaksa kita untuk detail soal tema dan permasalahan di dalam cerita. “Where” dan “when” adalah soal setting cerita, tempat dan waktu. “Who” jelas mengenai karakterisasi yang kuat. “Why” dan “how” adalah soal alur (plot), yaitu tentang latar belakang cerita (backstory) dan pengaturan urut-urutan kisah.

Satu unsur lagi, gaya, terpulang pada masing-masing pengarang untuk memilih sendiri gaya favoritnya sendiri-sendiri bisa punya ciri khas.

 

Dalam episode lanjutan, kita akan mengobrolkan bagaimana teknik sesungguhnya untuk dapat mempelajari skill jurnalistik itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun