Mohon tunggu...
Wiwid Nurwidayati
Wiwid Nurwidayati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Suka nulis, suka baca buku, suka makan, suka jalan-jalan. Pemilik website : https://wiwidstory.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Surga Itu Terbuang di Panti Jompo

4 November 2021   15:42 Diperbarui: 4 November 2021   20:15 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain hadist masyhur di atas, kepedihan ibu juga diabadikan dalam QS Luqman ayat 14 yang artinya "Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."

Dari ayat tersebut sudah jelaslah bahwa kewajiban kita sebagai anak adalah berbakti kepada orangtua. Berbuat baik kepada ibu yang telah mengandung selama 9 bulan. Lalu setelahnya Ibu merawat kita hingga tumbuh besar seperti sekarang ini. Jangan pernah menjawab ayat ini,"aku tidak pernah ingin dilahirkan." Sebab kelahiran kita bukanlah keinginan orangtua semata, itu bukti kuasa dari Allah dan menjadi bagian takdir kita.

Membaca hadist dan ayat alquran di atas, maka benarlah jika surga itu ada di telapak kaki ibu. Betapa seorang ibu telah mengorbankan banyak hal seperti kesenangan dirinya demi menjaga dan merawat anak-anaknya.

Suasana di panti Jompo. Edit by Canva. Koleksi pribadi
Suasana di panti Jompo. Edit by Canva. Koleksi pribadi

Masihkah Ingin Mengirim Orangtua ke Panti Jompo?

Melihat posisi orangtua yang begitu tinggi dan kewajiban kita berbakti kepadanya, masihkah kita tega menitipkan orangtua kita ke Panti Jompo? Sebenarnya saya sendiri tak bisa menghakimi apa yang telah diputuskan ketiga anak tersebut. 

Namun alangkah baiknya, sebelum memutuskan berpikir berulang kali dampak dunia dan akhiratnya. Dan ini menurut saya beberapa hal yang harus diperhatikan atau bisa menjadi bahan pertimbangan.

1. Ajak Orangtua Tinggal Bersama

Mengajak orangtua atau ibu tinggal. Ini mungkin menjadi pilihan sulit. Apalagi jika itu anak laki-laki. Meski memang sudah kewajibannya mengurus ibunya. Karena anak lelaki adalah milik ibunya sampai dia wafat. Ada pilihan sulit antara lain; istri yang tidak setuju jika ibu harus seatap degannya. atau ada konflik antara menantu perempuan dan ibunya sebelum ini terjadi. 

Selain itu terkadang memang orangtua tidak mau diajak tinggal di rumah anak-anaknya. Mereka lebih memilih tinggal sendiri di rumah yang sudah dia huni sekian lam.

Namun, dari semua pertimbangan dan kesulitan ini, pilihan satu-satunya, ajak orangtua tinggal satu rumah. Jika tidak memiliki waktu untuk mengurusnya karena kesibukan di kantor, mungkin bisa menyewa perawat yang khusus merawat orangtua. Setidaknya orangtua tetap bisa melihat anaknya dan mungkin cucu-cucunya. Itulah kebahagiaan yang diinginkannya, berkumpul bersama anak dan cucu.

2. Konsultasi dengan Orang yang Dipercaya atau Ustadz yang Memiliki Ilmu Agama yang Baik

Konsultasikan hal ini sebelum mengambil keputusan akhir dengan orang-orang yang dipercaya. Mungkin memang mereka bukan dari anggota keluarga kita. Tapi setidaknya, pendapat mereka bisa menjadi pertimbangan kita untuk mengambil keputusan yang terbaik. 

3. Doa Ibu adalah Mustajab

Kita mungkin perlu mengingat bahwa doa ibu adalah paling mustajab. Bisa jadi kesuksesan kita saat ini adalah karena doa-doa ibu yang dia sematkan setiap kali berdoa. Perlu diketahui, doa ibu itu tidak ada tabir, meskipun ibu itu bergelimang dosa. Maka pertimbangkanlah, masihkah kita ingin keberkahan dengan merawat beliau dengan kaki tangan kita sendiri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun