Pada tahun 2019, sudah ada 6 kelompok seni tari di Dusun Tanon. Tarian yang lebih sering ditampilkan adalah Tarian Geculan Bocah (dolanan bocah) yang dibawakan dengan penuh keceriaan, Tari Lembu Tanon (berangkat dari profesi warga sebagai peternak), Tari Kuda Lumping, Tari Topeng Ireng, Kuda Debog, Kuda Kiprah, Warok Kreasi, dan Tari Topeng Ayu yang merupakan satu-satunya tarian selamat datang (welcome dance) di Tanon.
Awalnya, tarian-tarian tersebut dipelajari secara otodidak. Akan tetapi, sekarang ada mahasiswa ataupun dosen yang mengajari warga Tanon menari. Salah satu yang mengajar seni tari tersebut adalah Lesa. Lesa ini memberikan pelatihan tarian baru, yaitu Tari Lembu Tanon yang mengekspresikan potensi dan aktivitas Masyarakat Dusun Tanon yang bekerja sebagai peternak sapi. Tari Lembu Tanon ini ditujukan untuk anak laki-laki yang berperan sebagai lembu dan penggembala, serta anak perempuan sebagai pemerah susu sapi.
Trisno, Penggagas Desa Menari
Trisno ini juga mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Award di bidang Lingkungan pada tahun 2015. Karena Trisno menjadi Kreator Desa Wisata Tanon.
Penghargaan SATU Indonesia Award ini diberikan kepada anak muda (baik individu ataupun kelompok) yang memiliki program di 5 bidang, yaitu : kesehatan, lingkungan, pendidikan, kewirausahaan, dan teknologi yang bermanfaat atau memiliki kontribusi positif bagi masyarakat.
Dalam 3 tahun perjalanan Desa Menari sudah menghasilkan Rp 250 juta. Dan itupun belum ditambah dengan pendapatan perorangan dari hasil penjualan produk warga Dusun Tanon (contohnya : sabun susu, keripik adas, dan lain sebagainya).
Paket Wisata di Desa Menari
Desa Menari ini memiliki konsep laboratorium sosial yang bergerak di ranah konservasi, yaitu konservasi masyarakat, dolanan tradisional dan kesenian lokal. Konsep laboratorium sosial tersebut dikemas menjadi beberapa paket wisata, seperti : paket outbond desa, paket sinau urip desa, paket wisata jeda hidup, dan lainnya.