Mohon tunggu...
Biso Rumongso
Biso Rumongso Mohon Tunggu... Jurnalis - Orang Biyasa

Yang terucap akan lenyap, yang tercatat akan diingat 📝📝📝

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

PSK Galau di Bulan Penuh Rahmat (13)

4 Agustus 2012   20:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:14 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Info yang aku dengar, orang-orangnya Jaka sudah mendatangi rumah Ustadz Mahfudz. Mereka kini memburumu."

"Wah, gawat. Lalu bagaimana nasib Ustadz Mahfudz? Apakah mereka melukainya?"

"Aku tak tahu persis. Yang aku dengar, kebetulan Ustadzmu itu sedang pergi sama istrinya. Jadi mereka aman."

Ramon bersyukur seraya mengucap Alhamdulillah mendengar Ustadz Mahfudz selamat. Kini ia berkonsentrasi agar perjalanannya cepat sampai ke Bandara Soekarno-Hatta dan segera terbang ke Papua.

Pamannya, Narkim, menjadi perwira polisi di sana. Beliau telah memberi jaminan keselamatan selama berada di wilayah kekuasaannya.

"Jalannya lebih dipercepat mas. Nanti ongkosnya saya tambah." Ramon memberi perintah pada sopir di depannya. Mobil pun melesat yang tadinya 60 km per jam menjadi 100 km per jam, bahkan lebih saat jalanan sepi. (bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun