***
Merasa kian dekat dengan Jamila, Ramon membuat pengakuan bahwa selama ini ia dianggap bukan saja sebagai orang kepercayaan Jaka, tetapi selingkuhannya. Ia minta maaf dan minta Jamila tak marah.
Jamila memang tak marah. Ia justru mengaku sudah menebak cerita itu. Jamila juga cerita bahwa ia baru tahu bahwa Jaka cenderung gay dibanding pria sejati setelah beberapa bulan menikah.
"Setiap ada pria tampan, aku lihat mata suamiku jelalatan. Tapi sebaliknya jika ada wanita cantik, reaksinya biasa-biasa saja."
Sebaliknya Ramon menegaskan bahwa ia sebenarnya bukan gay, bukan pula bencong. Ia pria tulen. Namun diakui bahwa ia termasuk pria pemalu, beda banget perangainya dibanding Jaka.
Dan Jaka kini telah menguasai hidupnya. Ramon tak boleh punya kekasih selain dia, apalagi istri. Pernah ada seorang wanita yang menyukai Ramon, wanita itu langsung diancam dan tak pernah muncul lagi. Gay apalagi, tak ada yang berani mendekati Ramon karena mereka tahu urusannya bakal berat.
Dari literatur yang dipelajari, Ramon jadi percaya bahwa Jaka benar-benar gay sejati. Ini karena ia memiliki sikap posesif berlebihan sebagaimana dimiliki seorang gay umumnya.
Kisah meninggalnya perancang busana kaliber dunia, Gianni Versace 1997 lalu seolah menjadi cermin yang menakutkan bagi Ramon. Saat itu Versace dihabisi mantan pasangannya Andrew Cunnan dengan tangannya sendiri. Gay pelacur papan atas itu tak menerima cintanya diputus Versace.
Jaka akhirnya tahu bahwa ia mulai dekat dengan Jamila. Jaka sempat marah, namun tetap membiarkannya. Ini mengherankan. Mungkin Jaka berpikir keduanya tak mungkin berani menjalin hubungan intim.
Baik Jamila maupun Ramon memang tak punya pikiran kea rah situ. Mereka punya tujuan yang sama, bagaimana bisa lepas dari cengkraman kekuasaan seorang Jaka.
Yang bikin Jaka tak terima adalah karena Ramon sering menghilang, terutama di akhir pekan. Saat itu Ramon memang harus belajar ilmu agama ke tempat Ustadz Mahfudz. Pengawasan terhadap Ramon pun selanjutnya diperketat.