Selanjutnya, ia pun hanya nulis apa adanya. Tulisan panjang yang sudah ia rencanakan tak pernah lagi ia buat. "Sudah nggak nafsu," ucapnya singkat.
Selanjutnya SMS terakhir adalah. "Jangan lupa lanjutkan kasus A, tetap semangat!." Reporter yang dikirimi SMS tersebut ternyata langsung membalas pesan SMS tersebut. "Ia nih bos. Sudah dua hari nggak semangat, apa karena cuaca mendung atau apa saya nggak tahu?"
Dua jam kemudian ia melaporkan hasil penugasan yang sudah diperintahkan redakturnya.
Kesimpulan Winda, isi SMS sangat penting dalam hubungan atasan- bawahan, redakur-reporter. SMS yang meremehkan dan menuduh sebaiknya dihindari. Sebaliknya SMS bersahabat perlu disosialisasikan.
Diam-diam Winda membocorkan hasil survei tersebut kepada seorang redaktur yang memiliki hubungan spesial dengannya.
Begitu SMS itu dipraktekan, si redaktur tadi tergopoh-gopoh menemui Winda dan menunjukkan SMS balasan dari reporternya.
"Tetap semangat apaan? Gua lagi kehujanan tauuu..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H