Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini Intelijen, Bukan Rumor, Isu, Gosip

18 Juli 2009   17:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:56 7873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

hampir semua orang tersentak jumat pagi kemarin. ban sepeda yang tengah saya pompa saya tinggal di teras. suara televisi yang tiba-tiba menyiarkan wartasemerta saya lantangkan.

pompa ban saya tinggal di samping sepeda yang batal saya pakai ke kantor. rencana akhir pekan panjang diawali dengan bersepeda ke kantor batal saat semua sedang disiapkan.

tak lama, telepon selular saya bergetar-getar. tidak hanya satu pesan, tetapi beberapa pesan masuk bergantian menggetarkan telepon selular saya. salah satu pesan yang masuk memberi tahu pak beye akan ke kawasan mega kuningan yang diguncang bom.

rencana mandi air hangat di kantor usai bersepeda batal dengan sendirinya. jumat pagi yang semula longgar acara karena pak beye tengah berada di kediamannya di puri cikeas indah, bogor, jawa barat menjadi padat acara.

segera saya sambar handuk untuk mandi. sambil mengusap rambut basah, saya panaskan motor di teras. sepeda saya masukkan lagi. pikiran saya lantas tertuju ke mega kuningan tempat ledakan bom terjadi.

motor saya pacu melintasi jalan ciledug raya yang padat karena angkot berhenti di setiap ruas jalan menunggu penumpang. belum lepas dari kepadatan jalan ciledug raya, telepon selular di saku bergetar tanda pesan baru masuk.

sambil menunggu cairnya kepadatan, saya baca pesan di telepon selular. setelah membaca pesan, saya menarik nafas dalam. tak perlu tergesa-gesa. pak beye batal ke mega kuningan yang masih porak poranda.

menuruti pesan itu, saya mengarahkan motor saya ke istana. membatalkan ke mega kuningan, pak beye dari cikeas langsung ke kantor presiden. pak beye setelah menerima sejumlah laporan akan memberi pernyataan.

sampai di kantor presiden, semua stasiun televisi melalui reporter dan kamerawan telah memasang peralatan untuk bersiap merekam pernyataan pak beye yang ditunggu-tunggu. pak beye tidak langsung membuat pernyataan.

pukul 11.00, menko polhukam pak widodo, kepala polri pak bambang, dan kepala bin pak syamsir telah bersiap memberi laporan di kantor presiden. pak beye masih berada di ruang kerjanya menerima sejumlah laporan lain melalui telepon.

sambil menunggu pak beye hadir setengah jam kemudian, pak widodo bicara berbisik dengan pak bambang. selembar kertas berisi catatan dan coretan menjadi bahan perbisikan.

pak syamsir yang duduk satu deret dengan pak widodo dan pak bambang melempar pandangan jauh ke luar ruangan. kepalanya beberapa kali di sandarkan ke kursi sambil tetap matanya menerawang.

baik pak widodo maupun pak syamsir tampak tak lazim siang itu. pak widodo yang mengenakan batik lengan panjang warna coklat memang seperti biasanya membuka kancing ketiganya. yang tidak lazim, batik lengan panjang itu digulung lengannya sampai sikut.

sementara pak syamsir, juga terlihat tidak lazim. setidaknya di mata saya yang hanya bertemu dengannya di istana. jika biasanya pak syamsir saya kenali dari batang rokok menyala di tangannya juga ketika di istana, siang itu batang rokok menyala di tangannya tidak ada. sebagai gantinya, pak syamsir memegang pulpen di tangan kanannya dan notes kecil di tangan kirinya.

tidak lazim untuk ingatan saya yang terbatas dan pendek tentu saja.

selain mereka bertiga, yang juga turut menunggu pak beye adalah menteri sekretaris negara pak hatta, sekretaris kabinet sudi, dan menteri komunikasi dan informatika pak nuh. pak hatta bolak-balik keluar masuk ruangan. saat masuk, pak hatta menghampiri pak bambang. telepon selularnya kemudian ditunjukkan ke pak bambang.

sementara menunggu itu, pak sudi berkomunikasi dengan pak widodo dan pak bambang. saya tidak dapat menangkap utuh komunikasinya karena pelan dan menggunakan bahasa tubuh untuk sebagiannya. yang saya dengar hanya kata "batal", "selesaikan", dan "secara adat".

pak sudi yang murah senyum dan tertawa kemudian mengajak berbicara soal terancam batalnya kedatangan tim sepakbola emyu. sambil bergurau, kalau emyu batal datang, gebeka bisa dipakai enyu. pak nuh yang berasal dari jawa timur ikut menimpali. enyu derajatnya lebih tinggi dari emyu karena secara alfabet abjad en disebut setelah abjad em. jika emyu main sepakbola, enyu istigotsah di gebeka.

kami yang juga menunggu ikut tersenyum.

sesaat kemudian pak beye datang. karena mungkin tergesa-gesa dan genting suasananya, hal tak lazim lain saya dapati. jika biasanya pak beye menerima tamunya dengan salaman, siang itu tidak ada.

ketidaklaziman yang serupa soal tidak adanya salaman itu terjadi saat pak beye memanggil pak nirwan bakrie dan kemudian memarahinya. soal lapindo tentu saja, bukan soal kakaknya yang menjadi pembantu pak beye di istana.

pertemuan tanpa basa-basi. pak beye yang terpukul karena bom yang membuat mega kuningan porak poranda dan jatuhnya sejumlah korban jiwa langsung mempersilahkan pak widodo memberi laporan. saat laporan tengah diberikan, kami menunggu di luar.

kami menunggu di taman dalam antara istana merdeka dan istana negara dengan naungan pohon-pohon ki hujan yang lebih dari seabad lalu ditanam. sebuah ketidaklaziman, pernyataan pak beye disampaikan di taman. biasanya pernyataan di sampaikan di ruang jumpa pers di ruangan berpendingin dan berlampu sorot belasan.

di taman berumput hijau itu, podium garuda disiapkan. tepat di depan pohon bodho yang belum lama ditanam, podium itu diletakkan. sejumlah perangkat dan aparat istana bergantian memastikan fungsi podium dengan dua pelantang. setelah mendapat tanda jempol dari kamerawan, uji coba dihentikan.

tidak ada setengah jam, pertemuan berakhir. pak widodo, pak hatta, pak sudi, pak nuh, pak syamsir, dan pak bambang keluar. masjid baiturrahman jadi tujuan karena shalat jumat akan dilakukan.

pak andi mallarangeng memberi keterangan, pernyataan pak beye akan disampaikan setelah jumatan. pak beye masih menunggu laporan dari panglima tni yang sedang dalam perjalanan dari yogyakarta ke istana.

saat keterangan pak andi selesai diberikan, pak djoko datang. ketergesa-gesaan dan kegentingan menghadirkan ketidaklaziman berikutnya. tentu saja ini berdasarkan catatan dan ingatan pendek saya selama ini di istana.

pak djoko masuk istana dengan sedan camry jatah dan tiga mobil pengiringya sampai di depan teras kantor presiden. sebelumnya, hanya mantan presiden dan wapres saja yang boleh melakukan ketidaklaziman itu dengan kendaraannya di depan kantor presiden.

usai shalat jumat, pak beye diiringi para pembantu dan pejabat lain masuk kantor presiden. laporan dari pak widodo, pak bambang, pak syamsir, dan pak djoko diberikan. sementara itu di taman, podium garuda sekali lagi disiapkan.

sepuluh menit sebelum pukul 14.00 saat keterangan dijanjikan akan diberikan, pak nuh keluar dan bertanya televisi mana yang akan siarang langsung. pak hatta menyusul kemudian.

setelah siap semua, pak beye keluar diiringi para pembantunya. pernyataan yang ditunggu-tunggu soal bom di kawasan mega kuningan diberikan.

setelah menyatakan duka dan menyebut kejadian di kawasan mega kuningan sebagai titik hitam sejarah indonesia, pak beye dengan kode meminta ajudannya masuk lagi ke dalam kantor presiden.

saat ajudan datang kembali dengan map berisi empat lembar kertas cetakan gambar, pak beye di depan podium garuda tengah membeberkan adanya ancaman teror atas dirinya dengan dasar data intelijen.

saya kutipkan bagian pernyataan pak beye yang dikuatkan dengan empat lembar kertas cetakan foto itu. transkipsi lengkap pernyataan pak beye ada di postingan saya sebelumnya. maaf saya terpaksa harus memenggalnya.

"saya harus mengatakan untuk yang pertama kalinya kepada rakyat indonesia, bahwa dalam rangkaian pemilu legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2009 ini memang ada sejumlah intelijen yang dapat dikumpulkan oleh pihak yang berwenang. sekali lagi ini memang tidak pernah kita buka kepada umum, kepada publik, meskipun kita pantau dan kita ikuti."

"intelijen yang saya maksud adalah adanya kegiatan kelompok teroris yang berlatih menembak dengan foto saya, foto esbeye dijadikan sasaran, dijadikan lisan tembak."

"saya tunjukkan, ada rekaman videonya, ini mereka yang berlatih menembak (kertas pertama ditujukkan). dua orang menembak dengan pistol (foto kedua). ini sasarannya (foto ketiga). dan ini foto saya dengan perkenaan tembakan di wilayah muka saya (foto keempat). dan banyak lagi."

"ini intelijen, ada rekaman videonya, ada rekaman gambarnya, bukan fitnah bukan isu. saya mendapatkan laporan ini beberapa saat yang lalu."

"masih berkaitan dengan intelijen, diketahui ada rencana untuk melakukan kekerasan dan tindakan melawan hukum berkaitan dengan hasil pemilu. adapula rencana untuk pendudukan paksa kapeu pada saat nanti hasil pemungutan suara diumumkan. ada pernyataan akan ada revolusi jika esbeye menang."

"ini intelijen, bukan rumor, bukan isu, bukan gosip."

"ada pernyataan kita bikin Indonesia seperti iran. dan yang terakhir ada pernyataan, bagaimanapun juga esbeye tidak boleh dan tidak bisa dilantik. saudara bisa menafsirkan apa arti ancaman seperti itu."

"dan puluhan intelijen lain yang sekarang berada di pihak yang berwenang, tadi pagi terus terang sebagaimana kebiasaan saya, saya ingin langsung datang ke lokasi. tapi, kapolri dan semua pihak menyarankan jangan dulu, karena memang belum steril, masih dibersihkan, masih disisir dan ancaman setiap saat bisa datang, apalagi dengan contoh yang saya sampaikan tadi, ancaman fisik."

"tetapi tentu hidup dan mati tentu di tangan allah swt, tidak boleh terhalang untuk menjalankan tugas saya, untuk rakyat untuk negara ini. dan karena pengaman presiden itu berada di pundak tni, saya yakin tni telah mengambil langkah-langkah seperlunya."
"terhadap semua intelijen itu saudara-saudara, apakah terkait dengan aksi pemboman hari ini atau tidak terkait, saya menginstruksikan kepada semua jajaran penegak hukum untuk menjalankan tugasnya dengan benar, obyektif, tegas, dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. andaikata tidak terkait ancaman-ancaman yang tadi itu, dengan aksi pemboman hari ini, tetaplah harus dicegah, harus dihentikan, karena anarki, tindakan kekerasan, pengrusakan, tindakan melawan hukum bukan karakter demokrasi, bukan karakter negara hukum."

foto-foto jepretan kamera pinjaman kantor yang pasti bukan karya intelijen saya unggah nanti ya.

ingatkan saya ya yang kerap pendek ingatannya.

selamat berakhir pekan ya. semoga terorisme dan aksi biadabnya tidak terjadi lagi di tanah air tercinta. saya mau cari info tempat penukaran tiket emyu lawan tim nasional indonesia. kalau anda tahu, kabari saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun