55 Suporter :
Sepak Bola Tanah Air kembali dinaungi oleh alam gelap, setelah sebelum nya telah banyak supporter yang meninggal dipentas sepak bola Indonesia. Haringga Sirilla merupakan supporter yang kesekiannya merenggang nyawa diperhelatan elit sepak bola Nasional.
Kematian Haringga Sirilla menambah daftar kelam supporter tanah air yang meninggal dunia akibat kekerasan. Sebelumnya pada 16 Mei 2016 Suporter Persija The Jakmania Muhammad Fahreza, meninggal akibat kekerasan di Stadion Utama Gelora Bungkarno Jakarta.
Setelah itu ditempat dimana Haringga meninggal dunia, pada musim lalu 22 Juli 2017 Seorang supporter  Ricko Andrean, juga meninggal dunia karena jadi korban salah keroyok usia duel kompetisi liga satu 2017 antara Persib Bandung VS Persija Jakarta.
Dalam catatan sejarah kelam persepakbolaan nasional selama 23 tahun, tercatat ada 55 fans sepak bola Indonesia tewas secara mengenaskan. Walaupun kasus kematiannya berbeda beda. Mulai dari jadi korban bentrok antar kelompok supporter hingga kecelakaan lalu lintas.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sepak bola Save Our Soccer (SOS) berdasarkan relisnya menyebutkan dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2005, terdapat sebelas orang supporter sepak bola yang meninggal dunia akibat kekerasan.
Priode 2005 sampai priode 2011, dalam catatan LSM SOS juga terdapat sebelas orang supporter yang meninggal dunia. Tahun berikutnya 2011 -- 2012 sebanyak 12 orang supporter yang meregang nyawa akibat kekerasan, baik sebelum maupun sesudah berakhirnya pertandingan.
Tahun 2012 sampai dengan tahun 2014, selama dua tahun terdapat 11 orang supporter kembali meregang nyawa diluar area, maupun didalam stadion setelah berakhirnya pertandingan. Setelah itu tahun 2014 -- 2017 terdapat 12 orang Suporter kembali meregang nyanya. Dan terakhir tahun 2018, menewaskan Haringga Sirilla.
Jika menelisik dari data supporter yang meregang nyawa dari  hasil relis yang dikeluarkan oleh LSM SOS, membuktikan bahwa olahraga Sepak Bola bukan lagi merupakan sarana untuk mempersatukan bangsa, tapi melainkan telah menjadi ajang pembantaian diantara para supporter tanah air.
Tentu dalam kejadian ini ada yang salah, sehingga para supporter sepak bola kehilangan rasa persaudaraan sesama sebangsa dan setanah air, sehingga mereka dengan rasa penuh dendam kesumat, saling adu dan saling bentrok antar kelompok pendukung, baik diarena dalam lapangan, maupun diluar lapangan.
Perlu Pembinaan :