Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan adalah merupakan awal kesuksesan bangsa ini untuk bangkit, dan setara dengan Negara Negara maju yang ada didunia. Hal ini sesuai dengan program Nawa Cita kelima yang diwacanakan oleh Presiden Joko Widodo,
      Didalam Nawa Cita kelima yang diprogramkan oleh Presiden, didalamnya termaktub bahwa peningkatan kualitas pendidikan  merupakan unsure penting sebagai penunjang untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Dan UN adalah merupakan gambaran dari sebuah potret kualitas pendidikan secara nasional bukan secara daerah.
      Dari pelaksanaan UN pada setiap tahunnya, pemerintah dapat melihat potret dunia pendidikan nasional, apakah sudah berkualitas, atau malah sebaliknya. Karena dari pelaksanaan UN dapat dijadikan sebagai tolak ukur peningkatan mutu dan kualitas pendidikan nasional. Jika UN dimoratarium, bagai mana pemerintah melihat potret dunia pendidikan nasional.
      Maka oleh karena itu pelaksanaan UN masih diperlukan sebagai alat untuk meningkatkan dunia pendidikan nasional. Karena dari pelaksanaan UN dapat diketahui sampai sejauh mana dunia pendidikan Nasional, telah meningkatkan mutu dan kualitasnya.
      Banyaknya persoalan yang muncul dari pelaksanaan UN, bukan karena UN itu sendiri, tapi melainkan sistim yang dipergunakan dalam UN, disamping buruknya mental dari para pejabat pemangku kepentingan terhadap UN.
      Bocornya soal soal dan jawaban dari soal UN kepada siswa disetiap sekolah, disebabkan mental para pengelola UN yang bobrok. Yang hanya mementingkan diri pribadi untuk mengambil keuntungan, dengan cara membocorkan soal soal dan jawaban  UN dengan imbalan uang.
      Untuk mencegah agar persoalan bocornya soal soal dan jawaban UN agar tidak terulang kembali, pemerintah perlu untuk melakukan perobahan terhadap pendistribusian soal soal UN sampai kedaerah daerah. Jika selama ini pendistribusian soal soal UN dilakukan secara manual dengan mengirimkan kertas soal, mulai dari pusat, Provinsi, kemudian kota dan kabupaten, jika dilakukan dengan jujur, tentu persoalan terhadap soal soal dan jawaban  UN tidak akan bocor.
      Tapi yang terjadi malah sebaliknya, ada permainan yang tidak jujur didalam pendistribusian soal soal UN mulai dari Pusat, Provinsi, Kota dan Kabupaten, sehingga soal soal UN yang didistribusikan itu bisa bocor. Bagaimana mungkin pendistribusian yang mendapat pengawalan ketat dari pihak Kepolisian, toh masih juga bisa bocor, kalau tidak karena ada yang tidak jujur.
      Untuk mengurangi permasalahan UN terutama didalam ketidak jujuran dilingkungan para pengelola UN, Pemerintah sudah saatnya untuk membuat terobosan terobosan baru agar persoalan persoalan UN yang muncul selama ini, terutama dalam hal kebocoran soal soal dan jawaban soal UN dapat ditekan sekecil mungkin.
Semakin majunya Ilmu Telekomunikasi (IT), yang telah menjangkau keseluruh pelosok negeri. Tidak ada salah nya jika pemerintah penerapkan sistim UN dengan menggunakan  IT. Soal soal UN disetiap sekolah didistribusikan melalui internet begitu juga dengan jawaban soal soal nya juga dilakukan dengan internet.
Setiap sekolah hanya perlu memasang jalur Internet, kepada satu computer saja, kemudian dari computer dipasang alat kelayar monitor, dari layar monitorlah para siswa mengerjakan soal soal UN yang didistribusikan secara online dari pusat. Dan hasil jawaban para siswa juga dikirimkan melalui internet secara online kepusat, maka dengan sistim IT ini dipastikan persoalan kebocoran terhadap jawaban dari soal soal UN dapat ditekan.