“ Karena kau orang kaya, maka sesuka hatimu berbicara?”. Kata Faisal lalu memegang kerah baju Toni. Wajah Toni pucat bagaikan kapas.
“ Sal, Idris, kumohon pada kalian janganlah ribut, tolonglah aku Sal, Idris”. Ujar Meilan menghiba karena dia tahu sipat Faisal dan Idris.
“ Kau kasi tahu sama dia, jangan dia mentang mentang kaya, lalu berbuat sekehendak hatinya?”. Kata Faisal mengingatkan kepada Toni.
“ Iya Sal aku akan bilang sama dia?”. Jawab Meilan. Azis hanya diam dia berdiri didekat sepedanya. Meilan memandangnya, tapi sedikitpun Azis tak menghiraukan pandangan Meilan.
“ Aku minta maaf, pergilah berobat, kalau ada yang rusak biar kuperbaiki?”. Kata Toni, lalu dia menyalami Azis. Kegarangan Toni hilang hilang seketika, ketika Faisal dan Idris ingin membogemnya.
“ Sudahlah, kau pergilah, jangan sampai orang ini menjadi emosi melihatmu, Mei bawalah dia pergi?”. Kata Azis kepada Toni dan Meilan. Azis menyalami tangannya. Toni masuk kembali kedalam mobilnya, Meilan dengan rasa berat hati juga masuk kedalam mobil Toni. Kerumunan orang orang nyang menonton kejadian itupun bubar satu satu.
“ Laki laki itulah yang mendampingi Meilan pada hari ulang tahunnya malam itu?”. Kata faisal. Azis hanya diam, karena dia tidak melihat acara ulang tahun itu.
“ Rekaman video acara itu ada di telefhonku, kalau kau mau melihatnya, biar kukirim ketelefhonmu?”. Ujar Faisal.
“ Boleh kirimlah “. kata Azis dengan suara yang perlahan. Setelah mengirimkan video acara ulang tahun Meilan malam itu, merekapun berpisah, Azis kembali kegudang. Sementara Meilan dan Toni sudah berada di rumah makan Kauban yang terkenal dikalangan warga etnis Tiongkok di kota Bagan Siapi Api.
“ Nampaknya kau cukup kenal dengan mereka?”. Kata Toni setelah keduanya duduk diruangan rumah makan itu.
“Iya, mereka temanku satu local disekolah?”. Jawab Meilan dengan rasa yang malas. Pikirannya tetap tertuju kepada Azis.