“ Sepeda motormu mana?”, Tanya azis
“ Rusak sekarang masih di Bengkel?”. Jawab Meilan member alasan
“ Jadi kau kesekolah tadi naik apa?”, Tanya Azis lagi
“ Diantar kak Meme?”,
“Apa kau tidak malu berboncengan naik sepeda denganku?”.
“ Kenapa Mesti malu”. Jawab Meilan. Robet, dan Marlina, sempat melihat Meilan naik diboncengan sepeda Azis, Azis mengayuh sepeda itu sampai keluar gerbang sekolah. Diluar gerbang sekolah faisal dan Idris telah menantinya. Begitu mereka melihat Azis dan Meilan sudah berboncengan, Faisal melintangkan sepeda motornya, sehingga Azis terpaksa memberhentikan kayuhan sepedanya.
“ Zis, kau pakailah sepeda motorku ini untuk mengantar Meilan”. Kata Faisal ia memberikan kunci sepeda motor Yahama Vixon miliknya, sepeda motor itu masih baru. Azis menolaknya.
“ Sudahlah Sal, biar pakai sepeda saja kami “, jawab Azis.
“ Tak apa apa, kau pakailah, mari sepedamu”. Kata Fasial, lalu menyuruh Azis dan meilan Turun, semula Azis tetap bertahan, namun Faisal terus memaksanya, Akhirnya Azis takluk dengan paksaan faisal, yang kemudian didukung pula oleh Idris. Azis membonceng Meilan dengan sepeda motor milik Faisal. Azis menjalankan sepeda motor itu perlahan, Meilan melihat kebelakang kearah Faisal dan idris. Keduanya lalu mengacungkan jempolnya, pertanda bahwa scenario mereka berhasil, Meilanpun tersenyum.
“ Zis, aku belum mau pulang, tadi aku sudah bilang sama kak Meme, kalau aku mau jalan jalan dengan mu?”. Kata Meilan dari boncengan,
“ Ini sepeda motor milik Faisal, nanti dia marah kalau kita kelamaan memakainya”, jawab Azis untuk mengelak ajakan Meilan. Walaupun sebenarnya didalam hatinya dia kasihan melihat gadis ini, yang telah terlibat jauh dalam kehidupannya.