Merekapun beramai ramai mengangkat sepeda motor yang ditinggalkan oleh Rudi dan kelima temannya kedalam selokan. Ada yang berteriak, agar sepeda motor itu dibakar. Dan seorang siswa sudah menyalakan api dari mancisnya. Akan tetapi disaat yang bersamaan para guru yang mengetahui muridnya berkelahi datang kelokasi. Niat siswa untuk membakar sepeda itu diurungkannya. Para guru menyuruh para siswanya untuk bubar dan pulang, hanya Azis yang tak dibolehkan pulang. Kepala sekolah menyuruh dia untuk datang kekantor.
Teman teman Azis datang menghampirinya, mereka melihat wajah Azis penuh dengan luka memar akibat pukulan dari Rudi dan teman temannya. Mereka akan membawa Azis ke Rumah sakit, baru kemudian melaporkan peristiwa itu kepada Polisi. Namun azis menolaknya.
“ Mei, kau pulanglah, aku tak apa apa”. Kata Azis kepada Meilan.
“ Tapi kau terluka, ayolah biar Faisal memboncengmu kerumah sakit”. Kata Meilan.
“ Ayolah Zis, kau naik disepeda motorku, sepedamu biar Idris yang mengurusnya”. Jawab Faisal pula. Tapi Azis tetap menolaknya.
“ Sudah..sudah.. kalian semua pulang, biar saya yang mengurus Azis “. Kata pela sekolah, setelah dia tadi memerintahkan beberapa guru untuk mengamankan sepeda siswa yang mengkeroyok Azis. Iapun dibawa kepala sekolah masuk kembali kesekolah. Sedangkan Faisal, Idris dan Meilan membawa sepeda Azis kebengkel sepeda untuk diperbaiki.
Bersambung…….
Bagan Siapi Api 2016
Tulisan ini diikut sertakan dalam Tantangan 100 Hari Menulis Novel – Fiksianacommunity di Kompasiana
“ Cerita yang di kemas dalam bentuk Nopel ini adalah merupakan cerita fiksi belaka, jika ada nama dan tempat serta kejadian yang sama atau mirip terulas dalam nopel ini hanyalah secara kebetulan saja. Tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian yang sebenarnya “ (Penulis)