“ Tak apa lah, mau naik sepeda mau jalan kakipun tak apa apa, ayo kita sama sama?”, paksa Meme membuat Azis tak kuasa untuk menolaknya. Azis mengambil sepedanya, Meme dan Meilan naik sepeda motor, tapi kecepatannya disesuaikan oleh Meme dengan laju sepeda yang dikayuh Azis.
Dalam perjalanan mereka ketempat jual minuman jus, hati Azis berkata kata, sungguh baik hati Meme ini, dia tidak membedakan pergaulan nya dengan orang orang sekitarnya. Dia menghormati setiap orang dan berlaku sopan . Walaupun yang lebih muda dari usia Meme. Sipat sipat baik yang ada pada Meilan terlihat jelas oleh Azis ada pada diri Meme. Wajarlah jika Meilan menyukai kakak sepupunya ini.
Sementara Meme, juga berpandangan dan berperasaan sama dengan apa yang dirasakan oleh Azis terhadap diri Meme. Meme semakin suka melihat teman Adik sepupunya ini. Orangnya ganteng, lembut, sopan dan jujur, tapi dibalik semua itu Meme melihat ada ketegasan pada diri teman adik sepupunya ini. Meme melihat Azis sangat baik dalam berteman , punya perhatian terhadap teman temannya. Dia tidak mau melihat jika temannya diganggu, apa lagi ada orang yang membuat hati temannya itu tersinggung. Dia akan membela temannya itu. Beruntunglah Meilan mempunyai teman seperti Azis, yang siap membela kawan. Kata Meme dalam hatinya
Bersambung…….
Bagan Siapi Api 2016
Tulisan ini diikut sertakan dalam Tantangan 100 Hari Menulis Novel – Fiksianacommunity di Kompasiana
“ Cerita yang di kemas dalam bentuk Nopel ini adalah merupakan cerita fiksi belaka, jika ada nama dan tempat serta kejadian yang sama atau mirip terulas dalam nopel ini hanyalah secara kebetulan saja. Tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian yang sebenarnya “ (Penulis)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H