“ Mengajar dimana?”, Susul Maisyaroh.
“ Ya, disekolah kita ini?”.
“ Pak Hery yang kepala sekolah itu maksudmu?”. Meilan menagkap apa yang dikatakan oleh Maimunah.
“ Iya, dia kan duda, dia yang akan menikahiku?”, Maimunah tertawa lebar, membuat Meilan dan Maisyaroh menjadi gondok. Semakin goondoknya, tampa disengaja Maisyaroh melemparkan kue bolu yang tersisa dIatas meja kearah wajah Maimunah. Tapi lemparan Maisyaroh meleset, karena pada saat bersamaan Bono melintas dari hadapan Maimunah. Lemparan Maisyaroh itu tidak mengenai Maimunah tapi mengenai Bono.
Melihat wajah bono yang dipenuhi oleh sisa kue bolu yang dilemparkan oleh Maisyaroh, membuat para siswa yang mengemasi peralatan acara perpisahan itu menjadi tertawa. Sorak soraipun membahana dilokasi itu. Beberapa guru keluar dari ruangan kantor dan melihat apa yang terjadi. Begitu mereka melihat wajah Bono ditempeli sisa kue bolo, para guru itupun ada yang tertawa dan ada yang hanya tersenyum saja. Merekapun masuk kembali keruangan kantor sekolah.
Bersambung…….
Bagan Siapi Api 2016
Tulisan ini diikut sertakan dalam Tantangan 100 Hari Menulis Novel – Fiksianacommunity di Kompasiana