Lagu malam Terakhir yang didendangkan oleh Azis dan Meilan telah berakhir, tapi sebelum keduanya turun dari pentas teman teman Meilan dan Azis meminta agar Meilan menyanyikan lagu Mandarin. Meilan tak mengelak atas permintaan dari teman temannya itu. Meilanpun melantunkan lagu yang berbahasa mandarin yang cukup sendu.
Lagu itu berkisah tentang hubungan cinta dua remaja, yang tidak mendapat restu dari keluarga kedua belah pihak. Dan akhirnya membuat mereka terpisah. Namun dalam penantian pada rentang waktu yang panjang keduanya kembali bertemu. Dan mereka menikah hidup dengan penuh kebahagiaan.
Undangan yang mendengarkan lagu ini, terdiam, walaupun tidak semua murid maupun guru yang mengerti bahasa Mandarin yang dinyanyikan oleh Maeilan, tapi getaran suara dan iringan music yang lembut dapat menyentuh hati dan perasaan bagi yang mendengarnya. Meilan mengakhiri lagunya. Dia turun dari pentas dan kembali ketempat duduknya. Aplus dari para siswa dan gurupun terhadap penampilan Meilan bergemuruh.
Pembawa acara itu membacakan kertas yang diberikan oleh Buk sartika. Ia menyebut nama nama guru yang akan menyumbangkan suaranya. Mendengar ini para siswapun bertepuk meriah dibarengi dengan suara sorakan. Satu persatu para guru itu naik keatas pentas melantunkan lagunya dimulai dari Kepala sekolah dan guru guru yang lainnya.
Para siswapun tampak gembira ketika lagu yang dinyanyikan oleh para guru itu lagu riang yang dapat memancing siswa untuk berjoget, merekapun berjoget dibawah pentas seiring lagu dan music yang dilantunkan, jika lagu yang dinyanyikan oleh para guru itu lagu sendu yang dapat menggugah hati dan perasaan merekapun duduk dengan diam, mereka meresapi makna dari lagu yang didendangkan itu.
Pukul empat sore acara itupun berakhir. Kepala sekolah mengumumkan kepada para siswa mulai besok siswa boleh untuk mengambil lembaran Nilai Evaluasi Murni milik mereka yang akan mereka bawa untuk mendaftar kesekolah yang lebih tinggi. Sementara untuk izazahnya kepala sekolah mengatakan, kemungkinan izazah baru selesai ditulis seminggu kemudian.
Sebelum pulang para siswa yang tergabung dalam kepanitiaan, tampak sibuk membereskan peralatan pralatan yang digunakan dalam aacara perpisahan itu. Sebahagian siswa diluar kepanitiaan masih Nampak berkelompok kelompok. Mungkin mereka bercerita tentang kelanjutan dari pendidikan yang akan mereka tempuh berikutnya.
“ Kau menyambung kemana?”, Maisyaroh bertanya kepada Meilan, tangannya tampak sibuk melipati taplak meja yang dipergunakan dalam acara perpisahan itu.
“orang tuaku bilang aku hanya menyambung di SMA dikota Bagan Siapi Api saja, Kalau kau ke SMA mana?”, Meilan balik bertanya, yang kemudian dijawab Maisyaroh.
“ Aku ke Padang panjang, kata orang tuaku, aku menyambung pendidikan SMA ku di Pesantren. Kalau kau kemana?”, katanya pula kepada Maimunah yang tampak sedang menyusuni bangku.
“Aku mungkin tak menyambung “, jawab Maimunah tampa memperhatikan mereka. Meilan dan Maisyaroh memperhatikan Maimunah.