Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasus Dugaan Trafficking Anak Ditanjungbalai Pelik Dan Berbelit

11 Januari 2016   00:14 Diperbarui: 11 Januari 2016   00:14 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun persoalan kasus dugaan trafficking anak yang terjadi dikota Tanjungbalai telah memakan waktu yang cukup lama, hampir lima bulan lamanya, namun kasusnya belum juga selesai. Tapi yang pasti ada pembelajaran yang berharga yang dapat untuk dipetik dari kasus ini. Setidaknya bagi kaum ibu yang akan melakukan persalinan kandungan.

Kita memang tidak tahu pasti apa yang mendorong Popi Enjelina br Sembiring untuk melakukan persalinan disebuah klinik pribadi sang bidan. Sementara Popi Enjelina br Sembiring mengaku bahwa keluarganya adalah keluarga yang miskin. Apakah Popi Enjlina tidak mengetahui kalau biaya persalinan diklinik pribadi atau swasta biayanya tentu lebih mahal dari biaya persalinan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)?.

Persalinan di RSUD, tentu biayanya jauh lebih murah ketimbang dari pada melakukan persalinan diklinik pribadi maupun swasta. Apa lagi Popi mengaku sebagai orang miskin, tentu persalinannya di RSUD akan gratis dengan menggunakan surat miskin. Atau memang Popi meragukan perawatan yang dilakukan oleh RSUD, tidak sebaik yang dilakukan oleh bidan yang memiliki klinik pribadi.

Pelayanan persalinan di RSUD, sekalipun sang pasien menggunakan surat miskin, pelayanannya sama dengan pasien yang tidak menggunakan surat miskin. Buakankah pemerintah menjamin kesehatan rakyatnya. Pada hal jika persalinan Popi di klinik milik pribadi sang bidan atau klinik swasta sekalipun jika persalinan itu tidak berjalan secara normal, toh klinik pribadi dan swasta itu akan merujuk pasiennya ke RSUD juga. Jadi apa bedanya?Atau memang Popi merasa gengsi jika melakukan persalinan di RSUD dengan menggunakan surat miskin?, tentu dalam hal ini hanya Popilah yang tahu.

Kemudian para bidan yang memiliki klinik bersalin, hendaklah mengutamakan hati nurani terhadap pasien yang datang meminta pertolongan. Sekalipun yang datang itu pasien yang tidak mampu. Bukankah dalam sumpah jabatan kebidanan, lebih mengutamakan sisi kemanusiaan ketimbang dari pada sisi bisnisnya dalam melakukan pertolongan terhadap pasien.

Semoga kasus dugaan traffickin ini memberikan pelajaran yang berharga buat kita.

Tanjungbalai  Tengah malam, 11 January 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun