Mohon tunggu...
wiro naibaho
wiro naibaho Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Belajar menulis,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tentang Guru, Pemerintah Perlu Belajar dari Petani

26 Mei 2019   09:19 Diperbarui: 28 Mei 2019   17:40 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara pribadi, rencana menteri Puan ini meningkatkan frekuensi senyum Abang akhir-akhir ini. Hati ini terhibur, ternyata negeri ini masih percaya bahwa peran guru terhadap peningkatan SDM itu masih "dianggap".

Tujuan pemerintah mengundang guru dari luar negeri adalah salah satunya untuk menjadi trainer bagi guru Indonesia.

Kemudian juga, tulisan ini bukan fokus untuk menyikapi kebijakan Kemenko PMK ini. Tetapi, jenis kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah secara fundamental untuk "kualitas guru".

Pemerintah Perlu Belajar dari Petani

Sudah banyak kebijakan dan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru. Seperti halnya program PPG (Program Profesi Guru), Sertifikasi Guru, dan yang lainnya. Namun, sepertinya program-program ini tidak begitu perpengaruh meningkatkan kualitas guru.

Sebagai salah satu indikatornya, hasil dari Uji Kompetensi Guru (UKG). Hasil rata-rata UGK masih saja sangat jauh dari standar nilai yang diharapkan. Dan upaya peningakatan kualitas guru ini tidak lagi satu atau dua tahun dilakukan. Namun sudah sejak lama. Artinya evaluasi terhadap kebijakan tersebut sudah matang dan perlu solusi lain yang lebih "mantap".

Seperti halnya petani di kampung Abang dulu ketika masih berkebun kopi yang memiliki tinggi dan pohon yang besar, lama berbuah, dan susah untuk memanenya. Seberapa banyak pun pupuk yang diberikan dan juga seistimewa apapun jenis perawatan yang dilakukan oleh petani tetap saja penghasilan dari kopi jenis ini tidak banyak.

Namun, para petani tidak ego dengan terus berpikir terhadap jenis perawatan dan pemeliharaan. Mereka menerima ide, tentang penggantian jenis bibit kopi yang harus ditanam. 

Kehadiran "kopi Ateng" yang berukuran lebih kecil, lebih cepat berbuah, buah yang lebih banyak dan memanennya juga lebih  mudah mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. 

Hingga petani menamai kopi tersebut dengan sebutan " Kopi Sigalar Utang/ Kopi Pembayar Utang". Hal ini sebagai ungkapan kebahagian petani dengan kehadiran bibit unggul kopi jenis sini.

Begitu juga dengan upaya pemerintah dalam hal meningkatkan kualitas guru. Jika pemerintah terus dengan "egonya", peningkatan ini hanya melalui program-program pelatihan dan sejenisnya. Kemungkinan sangat kecil untuk bisa mencapai target "kualitas dan atau kompetensi guru" yang diharapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun