"Siap, Pak! Â Nanti pukul 09.00 WIB di Balai Desa. Kami mohon bantuan Bapak untuk memberi tahu para warga tentang acara ini," jawab Candra.
"Tentu, sampai bertemu nanti Mas, Mbak!" ucap Pak Galih.
"Mas Candra dan teman-teman bisa pakai mobil pick up saya ke balai desa, karena sepeda motor yang kalian pakai juga terbatas." Pak Sofyan menawarkan bantuan kepada kami.
Sontak kami menjadi riang, "Dengan senang hati, Pak. Terima kasih atas bantuannya," jawab Candra.
Sehabis subuh kami berlima melanjutkan tidur sampai jam setengah sembilan. Saat aku sedang tertidur, teman-teman KKN yang lain sudah siap untuk berangkat ke balai desa.
"Mia, sudah jam setengah sembilan. Semua sudah siap berangkat ke balai desa kecuali kamu!" teriak Serly tepat di telingaku. Dia adalah mahasiswa Kebidanan.
Aku bangun dengan gelagapan kemudian beranjak ke kamar mandi dengan kondisi belum sadar sepenuhnya. Saat aku sedang mandi, teman-temanku berangkat satu per satu ke balai desa.
"Mia, mobil Pak Sofyan sudah datang, kami berangkat dulu ya," ujar Sinta. Dia mahasiswa jurusan Sosiologi.
"Loh, terus aku berangkat bareng siapa?" protesku dari balik kamar mandi.
"Kamu berangkat bareng Maman dan Fauzan ya, salah sendiri baru bangun, jadi kita tinggal deh. Dah, Mia!" ucap Serly. Mereka kemudian pergi bersama-sama ke balai desa.Â
Pukul sembilan masih kurang lima menit lagi, sedangkan waktu tempuh ke balai desa membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Aku pasti terlambat.Â