Seorang petani, seorang buruh, atau seorang pedagang kecil tidak hanya merasakan kenaikan harga barang kebutuhan pokok, tetapi juga efek domino yang menekan daya beli mereka.Â
Dalam pandangan Hatta, ini adalah bentuk eksploitasi terselubung: sebuah drama yang mengorbankan banyak orang demi kepentingan yang tidak jelas siapa sebenarnya yang diuntungkan.
Bung Hatta percaya bahwa ekonomi harus menjadi alat untuk membebaskan rakyat dari kemiskinan, bukan menjerumuskan mereka lebih dalam.Â
Kritiknya terhadap kapitalisme liberal dan penekanan pada keadilan sosial seharusnya menjadi pengingat bagi para pembuat kebijakan.
Jika prinsip ekonomi berdikari yang berorientasi pada rakyat tidak diutamakan, maka kebijakan seperti kenaikan PPN 12% hanya akan memperlebar jurang kesenjangan sosial dan mencederai semangat perjuangan kemerdekaan.
Apa Solusi Alternatifnya?
Pajak Progresif untuk Pendapatan Tinggi: Alih-alih menaikkan PPN, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak penghasilan bagi individu atau korporasi dengan pendapatan tinggi. Ini lebih adil dan sesuai dengan prinsip "mampu membayar."
Bebaskan Pajak untuk Kebutuhan Dasar: Barang kebutuhan pokok seperti beras, gula, dan bahan bakar harus sepenuhnya bebas dari PPN, agar tidak menambah beban masyarakat kecil.
Dorong Ekonomi Berbasis Komunitas: Menghidupkan kembali koperasi dan ekonomi berbasis komunitas, seperti yang dianjurkan oleh Bung Hatta, akan membantu mengurangi ketergantungan pada sistem kapitalisme pasar yang sering kali tidak adil.
Kembali ke Spirit Ekonomi Hatta
Muhammad Hatta mengajarkan bahwa ekonomi harus berpihak kepada rakyat, terutama kelompok yang paling rentan.Â