Seiring dengan testimoni dan ulasan positif, percakapan di TikTok Live menjadi semacam "endorsement" virtual yang sangat efektif dalam menarik perhatian audiens yang lebih luas. Hal ini semakin memperkuat daya tarik Obelix Sea View sebagai destinasi wisata yang wajib dikunjungi.
Tinjauan Melalui Teori Ekologi Media Â
Fenomena ini bisa dijelaskan melalui "Teori Ekologi Media" yang digagas oleh "Marshall McLuhan". Teori ini berpendapat bahwa media tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga membentuk lingkungan sosial dan budaya di mana manusia beroperasi.Â
Dalam konteks Obelix Sea View, media sosial seperti TikTok dan Instagram tidak hanya mempromosikan tempat ini, tetapi juga menciptakan "lingkungan" di mana tempat wisata tersebut dipersepsikan sebagai destinasi yang estetik, seru, dan "instagrammable."
Konten visual yang dibagikan oleh pengguna media sosial memperkuat pola pikir bahwa Obelix Sea View adalah tempat yang harus dikunjungi, terutama bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman yang sama seperti yang ditampilkan dalam video atau foto.Â
Menurut teori ini, media sosial tidak hanya menyebarkan informasi tetapi juga mengubah cara kita memahami ruang dan waktu. Misalnya, seseorang yang menonton live TikTok dari Obelix Sea View bisa merasakan atmosfer tempat itu tanpa perlu datang langsung, namun akhirnya tertarik untuk merasakan secara langsung di dunia nyata.
Bagaimana Ekologi Media Membius Masyarakat untuk Datang ke Obelix Sea View Â
Ekologi media berfungsi seperti jendela virtual yang menawarkan pengalaman visual, membangun rasa penasaran, dan akhirnya menciptakan dorongan kuat untuk datang. Melalui unggahan yang viral, masyarakat menjadi "terbius" oleh visualisasi yang dihadirkan oleh para kreator di media sosial.
Konten TikTok Live, misalnya, menawarkan pengalaman waktu nyata (real-time) yang membuat penonton merasa terhubung dengan lokasi tersebut. Mereka dapat melihat secara langsung suasana Obelix Sea View, mendapatkan rekomendasi dari orang yang sedang berada di sana, dan bahkan menanyakan hal-hal terkait lokasi, fasilitas, atau harga tiket masuk melalui kolom komentar. Interaksi langsung ini menciptakan perasaan keterlibatan yang tinggi dan membuat orang merasa mereka bagian dari pengalaman tersebut, meskipun hanya melalui layar ponsel.
Konten berbasis visual ini menciptakan ekosistem informasi yang menumbuhkan rasa FOMO (Fear of Missing Out), di mana orang-orang merasa takut ketinggalan pengalaman menarik yang sedang ramai dibicarakan. Ini adalah salah satu kekuatan terbesar media sosial dalam konteks promosi wisata, di mana konten yang disajikan secara terus-menerus dan berulang-ulang menciptakan keinginan yang kuat untuk merasakan pengalaman tersebut di dunia nyata.
Kajian Kekuatan Media Sosial dari Perspektif Ekologi MediaÂ