Bagaimanapun juga aku selalu bisa menemukan kesalahan dalam diriku sendiri. Apabila aku sedang marah, aku lebih cepat menyadari kata-kata yang pedas yang tidak sengaja kulontarkan. Karena itu, biasanya aku tidak mau membalas dendam karena aku juga merasa memiliki sisi yang salah. Kalo sudah begini, aku lebih baik diam, karena 'diam' bagiku lebih menenteramkan.
Keenam, aku lebih suka menjadi diriku sendiri. Meskipun sampai malam ini aku juga belum faham siapa diriku saat ini. Menjadi diri otentik adalah keinginanku setiap saat. Namun, seringnya aku tidak mampu menguasai diri saat emosi dan ambisi menguasai fikiran dan perbuatanku. Aku sering lepas kendali dalam berkata-kata, bahkan dalam sikap dan perilaku. Namun demikian, aku juga cepat mengetahui apa yang salah dalam diriku.
Terakhir, aku selalu berpikiran positif namun terkadang sangat naif. Mungkin inilah sifat paradoks yang kumiliki. Karena aku sangat ingin menjadi sahabat yang baik bagi siapapun, namun aku selalu menepis sifat-sifat buruk dari teman-teman yang menurutku baik. Ketika aku terlanjur menyukai seseorang, aku sering tidak memedulikan sifat buruk dan gossip-gossip tentang orang tersebut. Namun, bila ada salah satu keburukan seseorang yang terlihat olehku, tentu aku akan menganalisa semua perkataan dan perbuatannya, dan aku akan melihat semuanya itu dengan gelembung logika yang sama sekali berbeda.
Mungkin, ketujuh sikap dan perbuatanku diatas merupakan 'Pe-Er' yang harus kuperbaiki di tahun 2015 ini. Bagaimana memperbaikinya ??? Tentunya malam ini aku belum memiliki solusi. Yang pasti, aku sedikit mengetahui apa yang kurang dan apa yang lebih dari fikiran, sikap dan perbuatanku selama setahun kemaren. Semoga Allah Swt senantiasa memberi kekuatan untuk bisa berubah ke arah yang lebih baik. Amin YRA. Wallahu A'lamu Bishshawwab.
Bekasi, 31 Desember 2014. Jam 24.00 WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H