Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Second)
Wira D. Purwalodra (Second) Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar dan Pencari Kebenaran.

Banyak mimpi yang harus kujalani dengan perasaan syukur dan ikhlas. Mimpi-mimpi ini selalu bersemi dalam lubuk jiwa, dan menjadikan aku lebih hidup. Jika kelak aku terjaga dalam mimpi-mimpi ini, pertanda keberadaanku akan segera berakhir .... dariku Wira Dharmapanti Purwalodra, yang selalu menjaga agar mimpi-mimpi ini tetap indah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Potret Diriku di Ujung Tahun 2014

1 Januari 2015   08:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:03 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh. Purwalodra

[caption id="attachment_387596" align="alignright" width="300" caption="Foto koleksi pribadi"][/caption]

Seandainya malam ini hanya sekedar malam Kamis, tentu tak seramai saat ini. Malam ini adalah malam di penghujung tahun 2014, dan tepat tengah malam ini harga BBM dinyatakan 'turun' oleh Pemerintah. Sementara, besok pagi ibu-ibu berharap harga 'cabe-gledek' juga ikutan 'turun', tapi mungkin aja malam ini harga 'cabe-cabean' bisa 'meroket' tajam ???. Seiring dengan meriahnya malam tahun baru 2015 ini, dengan berbagai pro-kontranya, tetap saja malam ini tidak seperti biasanya. Ada petasan, ada jagung bakar, ada layar tancep, ada panggung hiburan, ada pasar malem, ada shalawatan, ada muhassabah di rumah-rumah atau di Masjid-Masjid, ada tadarusan, ada pengajian, ada Mabit, pokoknya malam ini semua diada-adain. Nggak ketinggalan pula, ada yang marah-marah ... kenapa tahun baru 2015 banyak yang ngerayain .. hick- .. hick .. hick ..

Malam ini, nyaris semua orang, yang boleh di bilang tokoh masyarakat mengumbar pesan. Dari ketua RT sampe presiden. Dari pedagang asongan sampe direktur utama. Dari orang tua sampe mertua. Semua bilang, 'tahun baru, hati, fikiran, kebutuhan, cita-cita, kemampuan, perilaku, dan lain-lain harus bisa diperbarui.' Seandainya, malam ini hanya malam Kamis, mungkin kita sudah buru-buru tidur, kerna seperti biasanya, besok waktunya menikmati macet-macetan ke tempat kerja. Namun, Alhamdulillah, ternyata besok libur, jadi bisa sedikit nulis perjalanan masa-lalu yang harus ku-cat putih, alias di tip-ex, sembari ikut-ikutan melaksanakan pesan yang baik dari para tokoh masyarakat tersebut.

Sampai malam ini, aku belum tahu apa yang harus kuperbaiki, baik dari sikap maupun perilaku, tapi dari beberapa informasi dari teman-teman yang secara sengaja atau tidak, merasa tersakiti oleh sikap, kata-kata dan perbuatanku selama ini, antara lain :

Pertama, aku sering tidak peduli apa yang dipikirin orang lain. Bagiku apa pentingnya mikirin, yang orang lain pikirin, sepertinya terlalu mengada-ada. Masa sih aku harus peduli dengan pikiran orang lain. Mungkin saja menurut teman-teman aku terlalu 'cuek' dan terkadang 'menyinggung' dan membuat mereka tidak nyaman dengan sikap atau kata-kataku. Nah ini, mungkin ada betulnya. Sebenarnya, aku tak se-cuek yang mereka bilang, cuma kadang-kadang aku terlalu apa adanya dalam menyikapi dan berkata-kata yang justru membuat orang lain tersinggung.

Kedua, teman-teman bilang aku suka melebih-lebihkan sesuatu. Mungkin, persepsi ini muncul karena aku tidak mau menyembunyikan apapun dari orang lain. Jujur saja aku mengatakan sesuatu bukan untuk menyerang, justru lebih banyak aku menangkis apa yang orang persepsikan terhadap diriku. Dan aku tidak menginginkan orang lain berbohong padaku meski hanya satu kali.  Namun, jeleknya aku seringkali ingin terlihat menarik perhatian orang lain, atau bahkan membuat orang yang tidak kusukai menjadi lebih 'bersalah' dengan caraku melebih-lebihkan sesuatu tentang keburukan mereka.

Ketiga, sebenarnya aku adalah orang yang sangat terbuka. Namun, jangan harap aku mau membuka diri sepenuhnya dihadapan orang lain yang pernah berdusta kepadaku. Karena, aku lebih percaya pada diriku sendiri. Sikap ini tumbuh dalam diriku akibat dari berbagai pengkhianatan yang pernah kualami selama ini. Aku bisa sangat terbuka dengan orang-orang yang memang kucintai. Bahkan, jangan heran kalo aku menanyakan hal-hal yang sangat vulgar, menyangkut kepribadian atau pertanyaan yang bisa dibilang agak 'kepo', dan aku akan dengan senang hati memberikan jawaban bila ada teman yang bertanya tentang hal yang sama. Tentu saja, jawaban yang kuberikan berasal dari perasaan dan opiniku saja, mulai yang terbaik sampai yang terburuk. Inilah mengapa aku tidak suka dengan berbagai kebohongan. Mungkin, ini pula alasan mengapa teman-teman berpikir bahwa aku tidak peduli dengan perasaan mereka.

Keempat, aku menikmati hidup dalam dunia yang penuh realitas. Kadang-kadang aku berpikir bahwa hidupku yang sesungguhnya ada di masa depan, dan bukan di masa kini. Selain itu, aku sering tidak mempercayai sebuah alasan teman-teman yang tak berdasar alias tidak logis. Tapi aku selalu memahami, bahwa keberadaan rasionalitasku dengan orang lain memiliki gelembung logika yang berbeda. Sehingga aku kadang-kadang sangat mengerti tentang apa yang mereka persepsikan tentang sesuatu, tapi lebih bayak terlambat mengertinya sih ?!! .. he .. he .. he ..

Sikap realiastis inilah yang membuatku terlihat aneh oleh sebagian teman-teman, karena apapun yang kudengar, kurasakan dan kulihat selalu melahirkan pertanyaan kritis yang harus kujawab sendiri. Karena itu, aku seringkali menganalisa 'kebohongan' orang lain dengan pemahaman dan logikaku sendiri.

Kelima, sebenarnya aku bukanlah orang yang suka menyimpan kemarahan. Meskipun tulisan-tulisanku bernada suatu kemarahan, namun dibalik itu aku ingin menyingkap sebuah kebenaran dari berbagai fenomena kehidupan, baik secara individu maupun masyarakat. Aku harus memancing pembaca dalam posisi 'penasaran.' Sehingga mereka mau menyisakan waktunya untuk membaca, itu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun